Liputan6.com, Jakarta Seorang pria mengalami kondisi langka. Dia hanya bisa melihat angka 0 dan 1 sementara angka-angka lainnya terlihat aneh baginya. Angka 8 misalnya, bagi pria berinisial RFS ini yang dilihat bukan angka melainkan topeng mata.
"Dia menggambarkan angka-angka itu sebagai hal teraneh yang pernah dia lihat," kata peneliti postdoctoral dan kognitif dari Veterans Affairs Boston Healthcare System, David Rothlein.
Baca Juga
Rupanya, RFS memiliki kondisi degeneratif otak yang membuatnya tak bisa melihat angka sebagai obyek yang dikenali dengan jelas.
Advertisement
Kondisi tidak biasa ini berawal dari 2010 dia mendadak pusing, serta sulit bicara. Tak cuma itu, dia juga amnesia juga sulit melihat untuk sementara waktu seperti dikutip Live Science, Selasa (23/6/2020).
Belum berakhir di situ, beberapa bulan kemudian dia sulit berjalan. Kondisi motoriknya terus memburuk seiring berjalannya waktu.
Setelah ke dokter RFS didiagnosis dengan kelainan otak degeneratif langka yang disebut sindrom kortikobasal. Ini adalah sebuah kondisi yang menyebabkan masalah dalam pergerakan dan bahasa.
Dari pemindaian otak memperlihatkan ada kerusakan yang luas seperti diungkap dalam penelitian. Pemindaian otaknya telah mengungkapkan kerusakan luas dan kehilangan volume di daerah otak, otak tengah dan otak kecil, menurut penelitian.
"Permasalahan dalam melihat angka terjadi secara perlahan-lahan usai kejadian itu," kata peneliti di bidang kognitif John Hopkins University, Michael McClosky.
Â
Pasien Pertama yang Tak Bisa Melihat Angka
Penelitian terhadap kondisi RFS mulai dilakukan pada 2011, saat itu usianya sudah menginjak 60 tahun. Bagi para peneliti, kondisi yang dialami RFS baru kali itu mereka tangani.
"Kondisi tersebut membuat pria ini sulit melihat angka. Ya yang paling mencolok itu, dia tidak bisa melihat angkat saja," kata McClosky.
Ketika disodorkan huruf B yang mirip angka 8, dia tidak ada masalah. Namun, ketika disodorkan angka 8 dia tidak tahu. Hal mengejutkan adalah dia bisa mengenali angka 0 dan 1.
"Tidak jelas kenapa, tapi mungki huruf itu seperti O dan angka 1. Atau mungkin kedua angka tersebut diproses diotak secara berbeda," kata McClosky.
Advertisement