Sukses

Ahli Selidiki Penyebab Bayi Kembar Tiga yang Positif COVID-19 Saat Lahir

Hingga kini, para ahli medis sedang menyelidiki apakah ternyata COVID-19 bisa ditularkan melalui plasenta ibu selama kehamilan. Menurut otoritas kesehatan setempat, kasus ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta Bayi kembar tiga yang baru-baru ini lahir di Meksiko, semuanya memiliki hasil tes positif untuk COVID-19. Hingga kini, para ahli medis sedang menyelidiki apakah ternyata COVID-19 bisa ditularkan melalui plasenta ibu selama kehamilan. Menurut otoritas kesehatan setempat, kasus ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Bayi yang terdiri dari dua bayi laki-laki dan satu bayi perempuan ini, lahir prematur pada 17 Juni di San Luis Potosi. Hasil tes pada ibu tiga bayi itu menunjukkan positif COVID-19 namun asimtomatik (tanpa gejala), dilansir dari Fox News.

Dua bayi, laki-laki dan perempuan, dalam kondisi stabil, namun masih terus dipantau selama berada di rumah sakit. Sementara bayi laki-laki satunya dirawat karena kondisi gangguan pernapasan, menurut laporan dari petugas kesehatan yang menanganinya.

Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengemukakan kalau bayi yang tertular virus kemungkinan terkena tetesan pernapasan dari ibu, pengasuh, pengunjung, atau petugas layanan kesehatan dengan COVID-19 setelah lahir. Hal ini berdasarkan sejumlah kecil bayi yang baru lahir mengidap COVID-19 setelah lahir.

Maka dari itu banyak yang tidak percaya jika bayi kembar tiga ini terinfeksi saat lahir. Oleh karena itu, temuan kasus ini menambah asumsi bahwa COVID-19 kemungkinan bisa diturunkan ke bayi sejak masih berada di dalam kandungan melalui plasenta.

 

 

2 dari 2 halaman

Masih diselidiki penyebabnya

Menurut Mónica Liliana Rangel Martínez, Sekretaris Kesehatan Negara di sana, "Mustahil bagi mereka (bayi kembar tiga) untuk terinfeksi pada saat kelahiran".

Namun, laporan kasus yang terlalu sedikit telah menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan penularan selama kelahiran.

Peneliti AS dari Yale School of Medicine baru-baru ini melaporkan kasus infeksi COVID-19 pada plasenta untuk pertama kalinya. Namun, dalam keadaan terinfeksi seperti ini pun risiko terhadap ibu dan bayi biasanya rendah, walaupun dalam beberapa laporan menunjukkan kemungkinan bayi dilahirkan lebih awal (prematur), dilansir dari BBC.

Tidak ada bukti yang menunjukkan kalau virus ini menyebabkan keguguran atau memengaruhi perkembangan bayi selama kehamilan. Akan tetapi, sebagai upaya pencegahan, para wanita hamil disarankan untuk menghindari kontak sosial dengan orang dekat atau sekitarnya untuk mengurangi kemungkinan terpapar virus COVID-19.

Jika terinfeksi, kebanyakan para calon ibu ini akan mengalami gejala ringan atau sedang dan tetap bisa sembuh. Meskipun kemungkinan bayi tidak menunjukkan gejala sama sekali, jika Anda merawat bayi maka sebaiknya selalu menjaga kebersihan tangan dengan mencuci tangan secara teratur.

“Berbagai upaya sedang dilakukan untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan tentang penularan antara ibu dan neonatus selama kehamilan, persalinan dan pada periode postpartum. Dan rekomendasinya akan diperbarui karena tersedia informasi baru yang menginformasikan manfaat-risiko pemisahan ibu-bayi,” kata CDC.

Video Terkini