Sukses

Adakah Batas Aman Makan Mi Instan? Ini Jawaban Dokter Gizi

Seminggu sekali atau satu bulan sekali mengonsumsi mi instan? Dokter spesialis gizi klinik Fiastuti Witjaksono beri jawaban.

Liputan6.com, Jakarta Ada sebagian orang yang membatasi makan mi instan seminggu sekali. Tidak sedikit yang membolehkan diri sendiri makan satu bulan hanya menyantap satu bungkus mi instan. Sebenarnya, adakah patokan aman makan mi instan?

Rupanya tidak ada anjuran batas aman makan berapa bungkus mi instan seperti disampaikan dokter spesialis gizi klinik konsultan Fiastuti Witjaksono. Meski begitu bukan berarti tidak ada aturan aman makan mi instan.

Fiastuti mengingatkan bahwa dalam satu hari manusia membutuhkan asupan karbohidrat, serat, dan protein. Sementara, mi instan adalah makanan berkalori tinggi yang rendah zat gizi.

"Pada prinsipnya, kita butuh kalori, zat gizi lain seperti protein, serat, lemak dan vitamin serta mineral. Kalau kalori dari mi instan oke lah, masalahnya kalau cuma dari mi instan itu semua (zat gizi) enggak bisa terpenuhi," tutur Fiastuti saat dihubungi Health-Liputan6.com ditulis Jumat (26/6/2020).

 

 

Staf pengajar Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia -RS Cipto Mangunkusumo ini mengajak untuk membedah satu per satu kandungan mi instan.

Dimulai dari mi itu sendiri yang merupakan sumber karbohidrat. Satu bungkus mi berkisar 350-420 kalori. Orang dewasa dalam satu hari membutuhkan asupan sekitar 1.600-2.000 kalori. Sehingga, bila makan satu bungkus mi instan, sekitar 25 persen kebutuhan kalori hari itu terpenuhi.

"Kemudian ada lemak sekitar 18 gram, ada lemak jenuh juga. Protein juga ada tapi tidak terlalu banyak," tuturnya.

Lalu, mi instan, kata Fiastuti, juga mengandung pewarna pada mi serta pengawet.

Yang menjadi sorotan Fiastuti adalah kandungan natrium yang tinggi pada mi instan. Di dalam mi instan terdapat monosodium glutamat serta natrium benzoat yang tinggi.

"Kandungan natrium dalam satu kemasan mi instan itu berkisar 600-1.100 mg. Padahal orang hanya boleh mengonsumsi natrium 2.300 mg per hari," tuturnya.

Bila seseorang kelebihan mengonsumsi natrium, hal tersebut bisa menyebabkan hipertensi.

2 dari 2 halaman

Siasat Aman Makan Si Dewa Penolong Saat Tidak Sempat Masak

Meski tidak ada anjuran mengenai frekuensi makan mi instan, ada saran agar makanan ini menjadi lebih sehat untuk tubuh.

"Mi instan itu makanan yang mudah dibuat, kalau tidak sempat masak ya pasti dong mi instan itu jadi dewa penolong. Tapi harus bisa mensiasati bagaimana caranya mi instan ini mengandung zat gizi yang cukup," tuturnya.

Pertama, kurangi bumbu di dalam mi instan menjadi setengah saja. Sehingga asupan natrium yang masuk ke dalam tubuh tidak terlalu banyak.  Lalu, hindari menggunakan minyak dalam mi instan.

"Kemudian, air untuk merebus mi instan dibuang dulu, supaya pengawet hilang, pewarna hilang," saran dokter yang bergabung dalam Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) ini.

Lalu, tambahkan sayuran seperti daun bawang, tauge, sawi hijau, atau wortel agar mi instan yang kita santap mengandung serat.

Untuk sumber protein bisa menambahkan satu atau dua putih telur atau suwiran ayam.

"Prinsipnya, kita harus menghitung kebutuhan kita dipenuhi dari makanan apa. Kalau cuma makan mi instan enggak terpenuhi," tutupnya.