Liputan6.com, Jakarta - Dokter spesialis paru (pulmonologist), Jaka Pradipta mengingatkan bahwa era new normal bukan berarti kondisi balik normal seperti sebelum pandemi COVID-19 menyerang.
Menurut Jaka, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal dengan menambah protokol kesehatan guna mencegah penularan Virus Corona COVID-19.
Baca Juga
Meskipun, lanjut dia, kondisi di Indonesia saat ini belum sepenuhnya memenuhi syarat penerapan new normal.
Advertisement
Oleh sebab itu, masyarakat diimbau untuk ikut berperan aktif membuat dan menerapkan protokol kesehatan pada tiap lini kehidupan di masa new normal.
Terlepas dari itu, Jaka mengatakan bahwa seharusnya new normal membuat solidaritas masyarakat Indonesia meningkat dan saling bantu.
"Kalau kita ketemu orang tidak pakai masker, kita kasih masker kita kalau punya lebih. Kalau dia tidak cuci tangan, kita ingatkan untuk cuci tangan pakai hand sanitizer. Ini adalah bentuk solidaritas," kata Jaka di acara Webinar #WeTheHealth Jovee Track pada Sabtu, 27 Juni 2020.
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini
Solidaritas Ditingkatkan
Mengapa solidaritas harus ditingkatkan? Sebab, satu orang sakit, bisa menular ke kita. Ketika kita sakit, bisa menularkan ke keluarga. Ini mengapa penting untuk saling mengingatkan satu sama lain.
"New normal seharusnya membuat kita menjadi orang yang lebih baik, lebih sehat, perilaku hidup bersih dan sehatnya lebih bagus, dan saling bantu," Katanya.
Lebih lanjut, Jaka menganggap era normal ini seperti kupu-kupu. Selama nyaris tiga bulan di rumah saja, rasa-rasanya hampir setiap hari kita dicekokin berita mengenai COVID-19 di Indonesia, juga dunia.
Menurut Jaka, secara tidak langsung membuat kita jadi teredukasi karena pada akhirnya kita jadi tahu bagaimana cara mencegahnya. Dimulai dari kebiasaan mencuci tangan, pakai masker, dan jaga jarak.
"Ketika kita masuk era new normal, seharusnya kita sudah seperti kupu-kupu. Kita menjadi orang yang jauh mengerti dan jauh lebih sehat," kata Jaka.
"Jangan seperti ulat yang hidupnya tidak sehat, begitu masuk era new normal masih gitu-gitu aja," Jaka menekankan.
Advertisement