Liputan6.com, Amerika Serikat - Seorang ibu California yang bekerja dari rumah di tengah pandemi COVID-19 mengatakan bahwa ia dipecat dari pekerjaannya karena anaknya berisik ketika sedang melakukan panggilan kerja.
Drisana Rios, seorang ibu yang bekerja di perusahaan asuransi sekarang menuntut mantan majikannya karena diskriminasi gender dan pemutusan hubungan kerja yang menurutnya salah.
Baca Juga
"Dia berkata, 'Anak-anak dapat didengar melalui panggilan bisnis dengan klien. Ini tidak profesional,'" kata Rios mengutip ABC (3/7/2020).
Advertisement
Dalam pengaduan itu, Rios menyatakan bahwa karantina akibat COVID-19 membuatnya tidak memiliki pilihan untuk menitipkan anak. Dia telah berusaha mengatur jadwal makan siang anak-anak, menyusui, tidur siang sambil berusaha tetap bekerja pada waktu bersamaan.
Rios juga mengklaim dalam gugatan itu meskipun dia memberi tahu bosnya bahwa jadwalnya diizinkan untuk panggilan sore, bosnya terus menjadwalkan panggilan selama jam makan siang dan selalu mengeluh karena mendengar suara dari anak-anaknya.
"Aku memenuhi tenggat waktu, aku bekerja sangat keras. Ada kalanya aku bekerja di malam hari juga, untuk menebus apa pun yang perlu dilakukan untuk hari berikutnya."
ABC News menghubungi majikan Rios mengenai gugatan itu. Seorang juru bicara mengatakan, "Meskipun kami tidak dapat mengomentari tentang litigasi yang tertunda, tapi kami bangga telah berhasil mentransisikan 90% dari 12.000 lebih karyawan untuk bekerja secara jarak jauh dari rumah selama pandemi COVID-19."
Simak Video Berikut Ini:
Negosiasi dan Ambil Cuti
Pakar LinkedIn Catherine Fisher mengatakan orangtua perlu menegosiasikan ulang keinginannya atas kelonggaran saat bekerja dari rumah sambil mengasuh anak.
"Pikirkan apa yang perlu Anda lakukan agar berhasil bekerja dari rumah dan ketahui apa yang dibutuhkan majikan dan keluarga Anda. Anda akan terkejut melihat berapa banyak orang di ujung layar komputer yang berurusan dengan hal yang sama persis."
Becky Worley, kontributor teknologi dan berita ABC News, mengatakan orangtua yang bekerja sering merasa seolah-olah mereka gagal dalam segala hal terutama selama pandemi.
Worley memberi saran kepada ibu dan ayah yang menghadapi situasi yang sama untuk mengambil cuti.
"Undang-Undang Respons COVID-19 menawarkan beberapa kelonggaran bagi karyawan yang memenuhi syarat. Undang-undang menyatakan bahwa orangtua dapat mengambil cuti untuk merawat anak karena sekolah dan penyedia jasa penitipan anak sedang ditutup karena alasan yang terkait dengan COVID-19."
Berdasarkan undang-undang tersebut, orangtua yang memenuhi syarat dapat menerima gaji penuh atau setengah gaji walau mengambil cuti.
Advertisement