Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Semua Orang Bisa Orgasme Tidur, Ini Penjelasannya

Apa benar orang bisa merasakan orgasme saaf tidur?

Liputan6.com, Jakarta Mimpi erotis bisa membuat orang merasakan sensasi orgasme. Tak hanya pria yang berakhir dengan mimpi basah, wanita juga bisa merasakan klimaks ketika tidur. Tapi, apa benar orang bisa merasakan orgasme saat tidur?

"Ya, orang-orang dari semua alat kelamin dan jenis kelamin dapat mengalami orgasme ketika mereka tidur, yang juga dikenal sebagai nokturnal, atau orgasme tidur," kata Debby Herbenick, sarjana seksualitas manusia, profesor di Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Indiana, dan penulis The Coregasm Workout, memberitahu kepada Mic.

Menurut sebuah studi tahun 1986, sekitar 37 persen wanita setidaknya mengalami satu kali orgasme tidur. Sedangkan, pakar seks Alfred Kinsey, dalam bukunya Sexual Behavior in the Human Male menjelaskan 83 persen pria orgasme saat tidur.

Menurut Herbenick, lebih dari seabad yang lalu, orang dengan seluruh jenis kelamin mencari bantuan karena orgasme saat tidur. Itu karena rasa bersalah dari segi agama melakukan hubungan seksualitas dan malu tidak sesuai dengan budaya.

 

 

2 dari 3 halaman

Empat Tahap Tidur

Sebelum mempelajari apa yang menyebabkan orgasme tidur, mari kita telusuri apa yang terjadi di tubuh selama tidur. Setiap malam, Anda melalui siklus dengan empat tahap tidur. Tahap 1, tahap 2, tahap 3, dan gerakan mata yang cepat atau REM, tidur, ketika Anda cenderung memiliki mimpi yang jelas.

"Kita juga tahu bahwa tidur REM berhubungan dengan gairah genital, termasuk ereksi penis dan pelumasan vagina," ujar Herbenick.

Ketika seseorang dengan penis memiliki mimpi erotis saat tidur REM, mereka dapat berejakulasi, fenomena yang sebagian besar dari kita kenal sebagai "mimpi basah." Banyak orang yang melaporkan ingat mengalami orgasme tidur karena mimpi erotis.

Orang dengan vagina bisa mencapai klimaks dalam tidurnya, bahkan jika mereka tidak meninggalkan jejak fisik yang sama, sayangnya bukti penelitian laboratorium masih sedikit.

Menurut Leah Millheiser, direktur Stanford Female Sexual Medicine Program, orgasme tidur frekuensinya tidak banyak atau tidak dapat diprediksi, yang membuatnya sulit untuk dipelajari. Sebuah studi tahun 1983 yang termasuk melihat perubahan fisiologis pada seorang wanita selama orgasme tidur menemukan bahwa laju pernapasannya melonjak dari 12 menjadi 22 napas per menit, dan detak jantungnya dari 50 menjadi 100 kali per menit. Selain itu wanita memiliki lebih banyak aliran darah ke vaginanya.

3 dari 3 halaman

Orgasme Tidur Bukan Tanda Sesuatu yang Salah

Tetapi ada bukti bahwa pencinta vagina dapat mencapai klimaks bahkan tanpa stimulasi fisik apa pun, seperti yang ditunjukkan dalam penelitian kecil pada 1992 terhadap 10 wanita, yang mengklaim bisa membawa orgasme hanya dengan imajinasi mereka.

Hanya dengan membayangkan menyentuh puting atau klitoris mengaktifkan korteks sensoris genital wanita, seolah-olah mereka secara fisik merangsang bagian-bagian tubuh ini.

"Apakah faktor-faktor tertentu meningkatkan kemungkinan Anda mengalami orgasme tidur tidak jelas," kata Millheiser.

Banyak manusia dengan vagina menggambarkan bahwa mereka lebih banyak mengalaminya ketika masih muda. Ini menunjukkan "mungkin ada pengaruh hormonal. Demikian juga, mimpi basah cenderung paling sering terjadi selama masa remaja dan dewasa muda.

Millheiser menjelaskan bahwa pada dasarnya orgasme tidur itu hal biasa, dan bukan tanda sesuatu yang salah.

"Jika ada, fenomena itu benar-benar menunjukkan bagaimana otak adalah organ yang sangat penting dalam hal fungsi seksual,” kata Millheiser.