Sukses

Saran Dokter untuk Pasien Penyakit Tidak Menular di Masa Pandemi

Kemenkes juga meminta agar pasien penyakit tidak menular tetap melakukan kontrol dan minum obat dengan taat

Liputan6.com, Jakarta Di masa pandemi, pasien penyakit tidak menular tetap harus melakukan kontrol untuk memantau kondisi kesehatannya selagi tetap menjaga dirinya dari tertular COVID-19.

Dokter Eka Ginanjar dari Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) mengatakan bahwa di masa pandemi, orang yang sehat harus menjaga agar orang dengan penyakit tidak menular di sekitarnya tidak terkena COVID-19.

"Yang paling penting, orang dengan penyakit tidak menular ini, diabetes, darah tinggi, yang sudah kena, stroke, penyakit jantung, jangan lupa ini penyakit degeneratif. Penyakit yang harus dikontrol," kata Eka dalam siaran bincang-bincang dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (6/7/2020).

"Jadi (karena pandemi) takut ke rumah sakit, jangan (karena) takut jadi tidak berobat," kata Sekretaris Jenderal PAPDI itu.

Ia mengatakan, waspada terhadap COVID-19 bukan berarti pasien PTM mengabaikan kondisi kesehatan yang sudah lebih dulu dimilikinya.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Taat Minum Obat

Senada dengan Eka, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa pasien PTM tetap harus memantau dan menjaga kondisi kesehatannya meski di masa pandemi.

Umumnya, pemantauan pasien PTM paling tidak dilakukan sebulan sekali. Namun di masa pandemi, Kemenkes mengatakan ada fleksibilitas bagi mereka.

"Untuk penyandang PTM mendapat fleksiblitas bahwa obat diberikan untuk dua bulan, yang biasanya satu bulan, sehingga mengurangi mobilisasi mereka keluar," kata Direktur Pencegahan dan Penyakit Tidak Menular Kemenkes Cut Putri Arianie dalam kesempatan yang sama.

Selain itu, Cut Putri juga meminta agar orang dengan PTM harus taat dalam minum obat.

"Yang penting minum obat secara teratur. Karena dalam survei kami menunjukkan orang PTM itu 50 persen tidak patuh dalam minum obat," ujarnya.