Sukses

Risiko Penggunaan Masker pada Bayi, Tercekik dan Berakhir Kehabisan Napas

Itu alasan seorang bayi sebaiknya tidak dipakaikan masker di tengah pandemi COVID-19

Liputan6.com, Jakarta - Di masa pandemi COVID-19 masker menjadi alat pelindung wajib saat hendak keluar rumah. Namun, penggunaan masker hanyalah untuk orang-orang yang bisa melepas masker secara mandiri atau usia 2 tahun ke atas.

Menurut dokter spesialis anak Caessar Pronocitro, bayi di bawah usia 2 tahun memiliki risiko tinggi penggunaan masker karena belum mampu melepaskan maskernya sendiri.

"Bayi dapat tercekik atau kehabisan napas," ujarnya dalam webminar vaksinasi RSPI Bintaro Jaya, Rabu (1/7/2020).

Sebagai pengganti masker, tambahnya, bayi bisa diletakan di kereta bayi atau stroller yang memiliki penutup guna melindungi bayi jika harus keluar rumah untuk imunisasi atau hal penting lainnya.

Melansir ABC, bayi dan balita tidak boleh memakai masker karena mereka bisa mati lemas. Hal yang sama berlaku untuk siapa saja yang mengalami kesulitan melepas masker tanpa bantuan.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Bagi Masyarakat Umum

Di sisi lain, bagi orang yang dapat memakai dan melepaskan masker secara mandiri, maka masker tidak memiliki risiko buruk yang membahayakan kesehatan. Sebaliknya masker dapat melindungi dari paparan virus, kata ahli.

Di daerah-daerah di mana COVID-19 menyebar, para ahli kesehatan setuju bahwa memakai masker atau penutup wajah lainnya di depan umum membantu mengurangi risiko penyebaran virus.

COVID-19 menyebar melalui tetesan atau droplet yang dikeluarkan ketika orang berbicara, tertawa, bernyanyi, batuk, dan bersin.

Masker menurunkan kemungkinan tetesan itu mencapai orang lain. Bahkan jika seseorang tidak memiliki gejala, orang tersebut tetap dapat membawa virus dan menyebarkannya.

"Ketika udara lembab, mungkin terasa lebih sulit untuk bernapas jika Anda tidak terbiasa memakai masker," kata Benjamin Neuman, seorang profesor biologi di Texas A&M University-Texarkana. Namun dia mengatakan masker tidak mengurangi oksigen dalam tubuh secara berlebihan.

"Tubuh cukup baik dalam menyesuaikan untuk menjaga kadar oksigen di tempat yang seharusnya," katanya.

Davidson Hamer, seorang ahli penyakit menular di Universitas Boston juga mengatakan, tidak ada bukti bahwa penggunaan masker menyebabkan infeksi jamur atau bakteri. Masker sekali pakai dimaksudkan untuk digunakan sekali, lalu dibuang ke tempat sampah. Sedang, masker kain, sebaiknya dicuci secara teratur.

"Mengenakan masker mungkin tidak nyaman, tetapi pejabat kesehatan mengatakan Anda harus menahan keinginan untuk menyentuh wajah Anda. Itu bisa membawa kuman dari tangan Anda ke hidung, mulut, atau mata Anda."