Sukses

Partikel Virus Corona Memungkinkan Penularan COVID-19 Lewat Udara

Partikel virus Corona memungkinkan penularan COVID-19 lewat udara.

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menyampaikan penularan COVID-19 dapat terjadi melalui udara (airborne). Pernyataan tersebut dikeluarkan karena semakin banyak bukti virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dapat menyebar melalui udara.

Adanya pernyataan WHO juga didukung lebih dari 200 pakar kesehatan di dunia. Pada April 2020, mereka menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa serta organisasi dunia lainnya mengakui virus Corona dapat menyebar lewat udara.

"Laporan dari beberapa peneliti dunia menemukan dari data pasien terinfeksi COVID-19 yang sedang di rumah sakit itu disimpulkan oleh WHO bahwa penyebaran virus Corona terjadi melalui percikan (droplet) dan aerosol (partikel zat yang ada di udara)," papar dokter gigi spesialis penyakit mulut Rahmi Amtha dalam diskusi daring, kemarin (8/7/2020).

"Dan diketahui salah satu tempat yang dilewati virus Corona (saat masuk ke dalam tubuh) itu bagian saluran hidung belakang (nasofaring) dan tenggorokan (orofaring). Ini adalah lokasi reservoir (inang) virus SARS-CoV-2 terbanyak setelah (reservoir) paru-paru."

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Penularan Lewat Udara

Rahmi menerangkan percikan yang keluar saat kita berbicara, batuk, dan bersin dapat menimbulkan penyebaran virus. Apalagi jika seseorang terinfeksi Corona dari penderita positif COVID-19.

"Hal ini menjadi penting karena air liur atau saliva penderita COVID-19 mengandung jumlah partikel virus Corona yang sangat tinggi. Penularannya itu terjadi saat seseorang berbicara atau membuka mulutnya. Itu (penularan) sudah langsung terjadi," jelas Rahmi.

Dalam paparan Rahmi, penularan COVID-19 melalui percikan dari batuk dan buang napas bisa mencapai jarak 1 meter untuk menginfeksi orang lain. Penularan paling jauh dengan bersin, bisa mencapai jarak 1,5 meter sampai 6 meter.

Pada ukuran droplet yang kecil, partikel virus dapat mengambang di udara dan memungkinkan penularan secara airborne.

"Paling jauh sebarannya (penularan COVID-19) adalah bisa sampai jarak 6 meter saat seseorang bersin. Apabila dia batuk mungkin agak lebih sedikit pendek dan paling rendah dengan jarak 1 meter," ujar Rahmi yang juga Anggota Satuan Tugas COVID-19 Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Gigi Indonesia.

"Penularan yang disebabkan melalui droplet juga bisa bersifat airborne (menular lewat udara), yang mana virus bertahan sampai tiga jam. Ini hasil penelitian dari World Bank 2020."

3 dari 3 halaman

Kebersihan Rongga Mulut

Untuk menghentikan dan mengurangi penyebaran Corona, Rahmi menegaskan kebersihan rongga mulut menjadi upaya yang penting. Ini berkaitan rongga mulut dalam pencegahan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dan menjaga kebersihan nasofaring yang dilewati virus Corona ketika masuk dalam tubuh.

"Kita ketahui bahwa dalam rongga mulut terdiri dari satu juta lebih jenis mikroorganisme, yang mana satu dengan yang lainnya sebetulnya bersifat sinergis, sehingga kita sebut sebagai mikro flora atau flora normal," terang Rahmi.

"Pada kondisi ini sebetulnya infeksi rongga mulut tidak terjadi, namun faktor-faktor tertentu, seperti perubahan kondisi mulut karena sariawan atau kerusakan jaringan lunak (sariawan, tindakan dokter gigi, seperti pencabutan gigi, membersihkan karang gigi dapat menimbulkan infeksi rongga mulut."

Salah satu upaya untuk membersihkan rongga mulut dengan cara berkumur. Berkumur menggunakan teknik gargle berupa sedikit menengadahkan kepala 45 derajat bisa membuat rongga mulut terjaga higienitasnya. Obat kumur antiseptik yang mengandung povidone-iodine dapat digunakan.