Liputan6.com, Jakarta - Saat melaporkan data terbaru mengenai Corona di Indonesia pada Jumat, 9 April 2020, juru bicara penanganan COVID-19 Achmad Yurianto menyinggung soal mikrodroplet atau droplet berukuran kecil yang bisa menyebabkan penularan virus SARS-CoV-2 .
Menurut Yuri, mikrodroplet memiliki waktu cukup lama untuk bisa hilang dari lingkungan, apalagi jika tak berventilasi atau ruangan tertutup. "Maka mikrodroplet ini akan melayang-layang dalam waktu relatif lama," katanya.
Baca Juga
Dihubungi melalui sambungan telepon, dr Arifin SpP mengatakan bahwa droplet akan keluar ketika seseorang bersin, sedangkan mikrodroplet akan keluar ketika berbicara.
Advertisement
"Kalau droplet, satu droplet itu bisa sampai 10 ribu kuman atau virus, kalau mikrodroplet kecil, di bawah itu kira-kira," kata Arifin kepada Health Liputan6.com.
dr Arifin melanjutkan bahwa mikrodroplet dari orang terinfeksi COVID-19 memiliki daya tahan hidup di udara selama delapan jam. Sehingga, penting untuk memiliki sirkulasi udara yang baik.
"Kalau tidak, virus akan mutar-mutar di situ, kita bisa kena. Tapi kalau terbuka dan ada ventilasi, virus akan keluar," katanya.
Ketika berada di kantor atau gedung yang tak berventilasi, harus selalu mengenakan masker, sering-sering cuci tangan, dan jaga jarak.
Sebisa mungkin ruangan tempat kita berada selalu terpapar sinar matahari atau udara dari luar.