Liputan6.com, Jakarta Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyampaikan kita harus mengantisipasi ancaman wabah flu babi G4 EA H1NI. Upaya yang dilakukan dengan memperkuat pencegahan dini dan respons terhadap ancaman flu babi tersebut.
"Di dalam mengantisipasi pandemi flu babi G4 EA H1N1, mari bersama-sama kita lakukan penguatan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi antar kementerian lembaga terkait, baik di jajaran kesehatan hewan secara kesehatan satwa liar maupun dalam jajaran kesehatan masyarakat," ujar Yuri dalam seminar virtual Memahami dan Mewaspadai Ancaman Virus Flu Babi Baru (G4 EA H1N1), Jumat (10/7/2020).
"Tentunya ini dilaksanakan bersama-sama masyarakat. Upaya ini merupakan pilar keberhasilan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit zoonosis di masa sekarang dan di masa mendatang."
Advertisement
Wujud keberhasilan penanggulangan pelaksanaan flu babi yang termasuk penyakit zoonosis terpapar dalam peraturan perundang-undangan terkait, termasuk di dalamnya Inpres Nomor 4 Tahun 2019 tentang Ketahanan Kesehatan Masyarakat.
"Harapan saya bahwa penanggulangan penyakit yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB) atau pandemi dapat kita lakukan respons sejak dini, sehingga tidak menjadi masalah nasional, bahkan menjadi masalah global," ujar Yuri.
"Untuk itu, penguatan informasi lintas sektor dapat diperkuat aksi pencegahan dan respons dini. Kami juga akan bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian."
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Belum Ditemukan di Indonesia
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, flu babi jenis baru belum pernah ditemukan di Indonesia. Hal ini ditegaskan dari hasil surveilans unit pelaksana Kementerian Pertanian Balai Veteriner Medan dan Balai Besar Veteriner Wates.
"Kami mengumpulkan beberapa sampel virus flu babi. Hasilnya berbeda, tidak ditemukan G4 EA H1N1. Meski demikian menjadi perhatian," ungkap Dirjen PKH I Ketut Diarmita.
"Ini karena babi termasuk hewan yang bisa meningkatkan mutasi virus dan berpotensi penularan kepada manusia."
Merespons flu babi jenis baru, Kementan membuat surat edaran peringatan, yang berisi meningkatkan kerjasama mewaspadai dan menyiapkan rencana kemungkinan masuk dan munculnya virus tersebut di Indonesia.
"Yang harus kita ambil antara lain analisis potensi masuknya virus. Kemudian meningkatkan deteksi dan diagnosis, lalu melakukan informasi dan edukasi kepada masyarakat. Kami juga melanjutkan kerjasama dengan Kementerian Kesehatan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kemenko PMK."
Advertisement