Liputan6.com, Jakarta - Bullying atau perundungan menjadi salah satu masalah yang sering dialami atau dilakukan oleh anak. Beberapa psikolog mengatakan bahwa jika ini terus menerus terjadi, hal itu bisa berdampak buruk pada kehidupan seorang anak.
Namun di banyak kasus, anak enggan menceritakan perundungan yang mereka terima pada guru atau orangtua karena berbagai alasan.
Baca Juga
"Dampak dari bullying memang selain ada gejala-gejala kecemasan, terburuknya adalah gejala depresi," kata psikolog klinis Astrid Wen dalam sebuah dalam sebuah seminar daring beberapa waktu lalu, ditulis Senin (13/7/2020).
Advertisement
Maka dari itu, ada baiknya orang dewasa juga mengenali beberapa pertanda berikut untuk melihat apakah anak mengalami perundungan atau tidak.
1. Perubahan Pola Makan
Menurut Astrid, yang pertama bisa dilihat apakah ada perubahan pola makan. Ia mengatakan anak yang mengalami perundungan bisa makan lebih banyak atau malah tidak makan sama sekali.
"Ada gejala-gejala yang sebenarnya tidak nyaman, paling dasar perubahan makan," kata Astrid.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Pola Tidur dan Suasana Hati
2. Perubahan Pola Tidur
Selain pola makan berubah, pola tidur anak juga harus diperhatikan. Astrid menyebut, seringkali anak jadi susah tidur karena pikiran akan perundungan yang ia alami.
"Atau malah jadi tidur terus. Tidak mau sekolah, tidak mau kemana-mana, tidak mau ketemu orang, murung saja di kamar. Jadi perubahan tidur," kata psikolog PION Clinician ini.
3. Perubahan Suasana Hati
Perubahan suasana hati atau mood bisa terjadi pada anak yang mengalami perundungan.
"Yang tadinya happy, senang, sekarang lebih sering murung, lebih sering diam. Terus gampang marah-marah, gampang ngambek, itu harus cek. Laki-laki juga bisa ya, justru ketika dia merasa takut atau sedih, malah keluarnya marah-marah."
Advertisement
Pentingnya Mengungkapkan Masalah
 4. Periksa Kondisi Fisik
Selain masalah kesehatan mental, Astrid menyarankan agar orang dewasa memeriksa juga apakah ada kondisi fisik tertentu seperti keluhan tertentu yang dialami anak.
Astrid mengatakan, penting bagi seorang penyintas atau korban perundungan untuk mengungkapkan masalahnya pada orang lain.
"Karena ketika kita menceritakan, sebenarnya kita mencurahkan emosi dan pikiran kita dan kita menyatakan bahwa ini tidak adil terjadi di saya," ujarnya. "Dengan kita menceritakan ini ke orang lain, kita memberitahu bahwa saya ada di sini."
Sementara bagi mereka yang menjadi teman curhat, penting baginya untuk mendengarkan keluh kesah dari korban perundungan.
"Ketika seseorang mendengarkan cerita orang yang di-bully, dia hadir untuk temannya dan mengatakan 'ya kamu penting, saya mendengarkan kamu.'"