Sukses

Ini Klaster Penyumbang Kasus COVID-19 Terbanyak di Jawa Timur

Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dr. Dewi Nur Aisyah menyampaikan data klaster di Jawa Timur. Menurutnya, per 7 Juli 2020 ada 141 klaster dengan 2004 kasus COVID-19 di provinsi tersebut.

Liputan6.com, Jakarta Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah menyampaikan data klaster di Jawa Timur. Dewi menuturkan per 7 Juli 2020 ada 141 klaster dengan 2004 kasus COVID-19 di provinsi tersebut.

Klaster atau titik penyebaran COVID-19 di Jawa Timur bermacam-macam, seperti pasar ada 31 klaster dengan 199 kasus, pesantren 1 klaster dengan 126 kasus. Lalu, lokal transmisi 34 klaster dengan 686 kasus, tempat kerja 20 klaster dengan 272 kasus.

Tempat ibadah 2 klaster 74 kasus, mal 1 klaster 4 kasus, rumah sakit 26 klaster 22 kasus, dan seminar 2 klaster dengan 191 kasus.

“Per 7 Juli ada 141 klaster dengan 2004 kasus, klasternya ada banyak dan macam-macam. Kalau dilihat dari jumlah kasus paling banyak ini lokal transmisi, artinya di sebuah kelompok masyarakat di area yang sama tiba-tiba positif. Mereka tidak bepergian sebenarnya, bisa saja ada satu orang yang masuk wilayah itu kemudian menularkan,” ujarnya dalam konferensi pers BNPB, Rabu (15/7/2020).

Kasus COVID-19 di 34 klaster lokal transmisi ada 686 kasus. Klaster ini termasuk Surabaya, Sidoarjo, Malang Raya, Situbondo, Gresik, Lamongan, hingga Kabupaten Pamekasan.

“Yang perlu kita waspadai, ketika sudah ada kontak dengan orang positif dipastikan isolasi mandirinya harus berjalan.”

Menurut Dewi, dengan melakukan contact tracing seharusnya diketahui orang yang positif itu sempat bertemu dengan siapa saja. Bagi orang yang ditemui wajib melakukan isolasi mandiri meskipun tidak ada gejala.

“Jangan sampai mentang-mentang tidak ada gejala, tidak mengisolasi diri.”

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Klaster Pasar Jawa Timur

Selain klaster transmisi lokal, klaster pasar pun menunjukkan angka yang tinggi dalam menyumbang kasus COVID-19 di Jawa Timur. Ada 31 klaster pasar dengan dengan 199 kasus.

Pasar-pasar tersebut di antaranya Pasar Keputran, Pasar Pecindilan, Pasar Kapas Krampung, Pasar Kembang, Pasar Kapasan dan 26 pasar lainnya.

“Pasar ini adalah potensi luar biasa. Walaupun total kasus 199, bisa jadi karena belum semuanya dites. Saya ingin mengingatkan masyarakat bahwa pasar itu potensi berkerumunnya lebih tinggi, sirkulasi udara pun kurang baik sehingga tinggi sekali klaster yang ditemukan di pasar.”

Menurutnya, dari data tersebut pasar yang dimaksud kebanyakan adalah pasar tradisional. Sedangkan mal menunjukkan 1 klaster dengan 4 kasus.