Sukses

Terasa Sakit 5 Hari, Ada Cacing dalam Tenggorokan Wanita Jepang Ini

Wanita ini mengatakan bahwa sebelum ditemukan cacing dalam tenggorokannya, ia sempat mengonsumsi sashimi

Liputan6.com, Jakarta Seorang wanita di Jepang mengalami sakit tenggorokan. Namun, bukan karena penyakit tertentu, melainkan disebabkan adanya cacing yang menggeliat di amandelnya.

Kejadian ini diungkap oleh para dokter dalam laporan mereka di American Journal of Tropical Medicine and Hygiene yang diterbitkan pada 8 Juli lalu.

Dikutip dari Live Science pada Kamis (16/7/2020), wanita 25 tahun ini datang ke rumah sakit dengan iritasi tenggorokan yang sudah berlangsung selama lima hari. Gejalanya dimulai saat ia selesai makan berbagai macam sashimi.

"Pemeriksaan fisik mengidentifikasi adanya cacing hitam yang bergerak di tonsil palatina kiri. Hasil tes darahnya normal," tulis para dokter dalam pembuka laporan tersebut, dikutip dari laman jurnal tersebut.

Para dokter menduga, cacing parasit kemungkinan masuk ke dalam tubuh wanita ini menyantap sashimi tersebut.

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Biasanya Ditemukan di Perut

Dokter lalu mengeluarkan cacing itu dengan pinset. Mereka melaporkan, gejala pada pasien membaik setelah hewan itu dikeluarkan dari tenggorokannya.

Dalam catatannya, dokter mendeskripsikan bahwa cacing itu berwarna hitam dengan panjang 38 milimeter dan lebar 1 milimeter. Pemeriksaan menunjukkan bahwa cacing ini merupakan larva tahap keempat dari Pseudoterranova azarasi.

Newsweek melaporkan, cacing Pseudoterranova azarasi merupakan cacing gelang parasit yang biasanya menginfeksi mamalia laut seperti walrus dan anjing laut. Makhluk ini bisa masuk ke manusia apabila mereka mengonsumsi ikan mentah atau cumi-cumi.

Apabila cacing tersebut teridentifikasi, mereka biasanya ditemukan di perut. Para dokter mengatakan bahwa infeksi di tenggorokan adalah kasus yang jarang terjadi.

Pseudoterranova merupakan anggota keluarga yang sama dengan cacing parasit yang lebih umum yaitu Anisakis simplex. Mereka biasanya menyebabkan infeksi perut.