Liputan6.com, Jakarta Kemajuan teknologi membawa dunia kedokteran merasakan dampak positif yang luar biasa, termasuk bagi para ahli bedah saraf di Tanah Air. Nah salah satu kemajuan teknologi optik dibidang bedah saraf yang berkembang dan terkniki adalah neuroendoscopy.
Neuroendoscopy merupakan prosedur operasi bersifat minimal invasif yang dapat masuk ke dalam struktur otak dan tervisualisasi dengan jelas, sehingga dapat menangani lesi semaksimal mungkin.
Baca Juga
Teknik neuroendoscopy menjadi lebih populer karena prosedur ini lebih minimal retraksi struktur otak disekitarnya dalam mencapai suatu lesi. Artinya dapat menjangkau lesi yang cukup dalam dengan periode waktu operasi dan masa rawat yang lebih singkat.
Advertisement
Metode bedah ini dilakukan tanpa membuka tulang tengkorak. Dengan kata lain, sayatan yang dilakukan dokter bedah minimal sehingga dari segi kosmetik lebih baik, serta menurunkan angka infeksi, potensi kehilangan darah dan nyeri paska operasi lebih minimal.
Metode bedah ini dapat diterapkan pada penderita dengan kelainan pembuluh darah seperti dijelaskan Dokter Spesialis Bedah Saraf, Syafrizal Abubakar dari RS EMC Sentul berikut ini:
1. Aneurisma
Aneurisma umumnya terjadi karena melemahnya dinding pembuluh darah, biasanya pada arteri sehingga menyebabkan pendarahan dan kerusakan otak karena kelainan, penyakit, ataupun injury.
Aneurisma umumnya terjadi pada usia 40-60 tahun dan meningkat pada usia 55-65 tahun. Kondisi ini sering ditemukan tunggal, tetapi sekitar 18 persen kasus ditemukan multiple.
Advertisement
2. Arteriovenous Malformation (AVMs)
Ini merupakan suatu kelainan kongenital atau bawaan sejak lahir karena pembuluh darah arteri dan vena yang dilatasi (berhubungan) dan membentuk suatu massa anyaman, serta tidak menginvasi pada parenkim otak.
Lesi massa AVMs tampak seperti anyaman pembuluh darah yang kusut dengan sentrasi massa dengan batas yang cukup tegas (nidus), terdapat aliran ‘red veins’ (vena yang mengandung darah yang teroksigenasi) serta dilengkapi oleh sumber alirannya (feeder).
 Meski jarang terjadi, namun AVM berpotensi menimbulkan gejala neurologi yang serius, dan berisiko mengakibatkan cacat dan kematian, apabila pembuluh darah AVM tersebut pecah.
Sebagai pembunuh nomor satu, Stroke sangatlah berbahaya. Maka itu sangat penting untuk mulai mengetahui apa saja Gejala Stroke, mengendalikan faktor risiko, serta melakukan screening secara berkala.Â
Apabila terkena serangan Stroke, segera lakukan penanganan yang tepat dan cepat dengan minimally invasive neuroendoscopy karena mempunyai banyak keuntungan dibanding teknik operasi konvensional.
Nah jika Anda ingin berkonsultasi lebih lanjut, dapat langsung ke Rumah Sakit EMC Sentul dan melakukan konsultasi dengan dr. Syafrizal Abubakar, Sp.BS setiap Senin pukul 10.00-13.00 WIB dan Kamis pukul 12.00-15.00 WIB.
Sekadar informasi, dr Syafrizal adalah salah satu ahli bedah saraf yang melakukan penanganan khusus seperti minimally invasive neuroendoscopy. Minimally Invasive merupakan prosedur pembedahan seminimal mungkin melalui rongga, kulit atau pembukaan tubuh, sehingga dampak pembedahan juga bisa diminimalkan.
Â
(*)