Liputan6.com, Jakarta - Matius Awoitauw Bupati Jayapura menyampaikan situasi di Kabupaten Jayapura terkait penanganan COVID-19. Menurutnya, sejak Februari pencegahan telah dilakukan dengan pemeriksaan keluar masuk penumpang di Bandara.
Dengan kata lain, pencegahan di Kabupaten Jayapura sudah dilakukan bahkan sebelum kasus konfirmasi positif pertama diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada 2 Maret 2020 lalu.
Baca Juga
“Kemudian pertengahan Maret baru kita tetapkan gugus tugas, sebelumnya saya mengundang seluruh kepala puskesmas dan para dokter. Kami coba menghitung kekuatan, kira-kira apa ada di kita untuk bisa memulai penanganan COVID-19,” ujar Matius dalam konferensi pers BNPB, Sabtu (18/7/2020).
Advertisement
Tim Gugus Tugas Jayapura kemudian melakukan koordinasi dengan semua stakeholder termasuk TNI dan Polri.
Hingga 17 Juli 2020, laporan COVID-19 di Kabupaten Jayapura menunjukkan total 228 kasus konfirmasi, 95 pasien dirawat, pasien sembuh 132, dan meninggal 1 orang.
“Dari 19 distrik yang ada, 7 distrik masuk dalam zona merah dan kuning kemudian 12 distrik masih hijau.”
Sejauh ini, Kabupaten Jayapura telah melaksanakan tes cepat sebanyak 12.234 di berbagai tempat dengan hasil reaktif sebanyak 600 tes.
“Saat ini pasien diisolasi mandiri di rumah dan mengikuti tes usap di RSUD Yowari. Yang sudah PCR 2.363 sampel.”
Simak Video Berikut Ini:
Pencegahan dengan Surveilans
Guna mencegah penyebaran COVID-19 Pemerintah Kabupaten Jayapura mengandalkan surveilans sebagai kekuatan pencegahan yang dilakukan di seluruh distrik.
Mulai dari data penduduk yang masuk dan diberi pemantauan 14 hari, tracing kontak erat pasien positif, serta tes masif pada wilayah-wilayah yang memiliki potensi penularan tinggi.
“Kami juga sempat melakukan karantina wilayah tertentu. Tempat-tempat yang kasusnya tinggi maka kami karantina. Itu ada 2 kelurahan dan 2 RW dengan 6 ribu lebih penduduk, 1.060 kepala keluarga itu kita lakukan karantina wilayah tertentu selama 14 hari.”
Menurutnya, karantina wilayah ini adalah salah satu yang menolong menekan penyebaran COVID-19.
Advertisement