Sukses

Peneliti Sebut Penularan Virus Corona COVID-19 di Rumah Lebih Tinggi

Ini lantaran terjadinya penularan COVID-19 dari anggota keluarga di rumah dari kontak di luar rumah.

Liputan6.com, Korea Selatan - Ahli epidemiologi Korea Selatan baru-baru ini menemukan bahwa orang lebih mungkin tertular virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 dari anggota keluarga di rumah daripada kontak di luar rumah.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada 16 Juli 2020 melihat secara terperinci pada 5.706 'pasien indeks' yang terkonfirmasi positif COVID-19, dan telah melakukan kontak dengan lebih dari 59 ribu orang.

Temuan menunjukkan bahwa hanya dua dari 100 orang yang terinfeksi COVID-19 dari kontak non-rumah tangga. Sementara satu dari 10 orang tertular penyakit dari keluarga mereka sendiri.

Dilihat dari kelompok umur, tingkat infeksi dalam rumah tangga kebanyakan terjadi pada kelompok usia remaja atau lanjut usia sekitar 60 sampai 70-an.

"Ini mungkin karena kelompok usia ini lebih cenderung melakukan kontak dekat dengan anggota keluarga karena kelompok ini lebih membutuhkan perlindungan atau dukungan," ujar Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Jeong Eun-kyeong, seperti dikutip ABC pada Rabu, 22 Juli 2020.

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Anak Lebih Sulit Diidentifikasi

Anak-anak dengan COVID-19 lebih cenderung tidak menunjukkan gejala dibandingkan orang dewasa, hal ini membuatnya lebih sulit untuk diidentifikasi.

"Perbedaan dalam kelompok usia tidak memiliki signifikansi yang besar dalam hal tertular COVID-19. Anak-anak mungkin memiliki kemungkinan lebih kecil untuk menularkan virus, tetapi data kami tidak cukup untuk mengkonfirmasi hipotesis ini," kata Dr. Choe Young-june, asisten profesor Fakultas Kedokteran Universitas Hallym yang ikut memimpin penelitian ini, mengutip CNA.

Data untuk penelitian ini dikumpulkan antara 20 Januari hingga 7 Maret, ketika COVID-19 baru menyebar secara eksponensial dan ketika infeksi harian di Korea Selatan mencapai puncaknya.

KCDC telah melaporkan 45 infeksi baru pada Senin (20/7), menjadikan total kasus negara menjadi 13.816 dengan 296 kematian.