Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis anak S. T. Andreas meminta agar anak di masa pandemi dan lebih banyak melakukan kegiatan belajar dari rumah untuk tetap aktif dan bergerak agar terhindarkan dari masalah gaya hidup sedentary atau malas gerak.
"Anak itu wajib bergerak setiap 1 sampai 2 jam sekali," kata Andreas dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Minggu kemarin, ditulis Senin (27/7/2020).
Baca Juga
"Jadi kalau dia sekolah di rumah atau daring, setiap 1 atau 2 jam itu harus bergerak aktif, orangtualah yang mengajarkan dan mengajak untuk bermain," kata Andreas.
Advertisement
Andreas mengatakan bahwa kebiasaan memberikan gawai pada mereka untuk mengatasi kebosanan bukanlah cara yang tepat. Menurutnya penggunaan gawai secara berlebihan yang bisa menimbulkan masalah gaya hidup sedentary, bisa berujung pada kondisi kesehatan lain seperti obesitas.Â
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Gawai Bukan Solusi
Maka dari itu, Andreas lebih menyarankan aktivitas yang bersifat fisik ketimbang sekadar memberikan anak gawai. "Di sinilah kesempatannya bahwa orangtua dan anak bermain bersama," ujarnya.
Andreas memberikan contoh, orangtua bisa melakukan permainan sederhana dengan anak agar mereka tidak jenuh selama berada di rumah. Mulai dari menyusun balok, petak umpet hingga sekadar berlari-lari sesaat. Tentu saja ini dilakukan sesuai usianya.
Andreas mengatakan penggunaan perangkat ini secara berlebihan berisiko menimbulkan masalah psikologis di masa kanak-kanak.
"Akhirnya ketika dewasa bangsa Indonesia tidak mendapat orang-orang yang kreatif. Mereka tidak kreatif dan tidak bersosialisasi," ujarnya.
"Jadi pilihan yang tepat bukan gadget, tapi pilihlah bermain bersama, siapkan waktunya di masa-masa pandemi ini. Kalau dulu sebelum pandemi kan waktunya habis untuk bekerja semua."
Advertisement