Sukses

Menko Muhadjir: 54 Persen Angkatan Kerja di Indonesia Mantan Stunting

Menko Muhadjir menyampaikan 54 persen angkatan kerja termasuk mantan stunting.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyampaikan, 54 persen angkatan kerja produktif termasuk kategori mantan stunting. Mereka sudah mengalami stunting sejak balita.

"Kita tahu batas usia produktif adalah 15 - 65 tahun itu. Tapi dari data 2019, angkatan kerja kita sebanyak 54 persen adalah mantan stunting," ujar Muhadjir saat sesi webinar Peluncuran dan Bedah Buku Stunting, Senin (27/7/2020).

"Mantan-mantan stunting inilah yang akan juga terus berlanjut hingga mereka memasuki masa lansia."

Ia melanjutkan, kekhawatiran terjadinya stunting akan mengalami kenaikan akibat dampak dari pandemi COVID-19. Ini karena situasi pandemi COVID-19 dapat memunculkan akses pangan yang terbatas, terutama keluarga dengan pendapatan rendah.

"Saya khawatir dengan COVID-19 ini akan mengalami kenaikan stunting. Yang perlu kita upayakan, memperkuat pelayanan-pelayanan dasar (posyandu, puskesmas) 1.000 hari pertama kehidupan anak. Apalagi pada masa COVID-19 ini," lanjut Muhadjir.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

27,67 Persen Stunting

Berdasarkan survei Status Gizi Balita di Indonesia pada 2019, prevalensi stunting yakni 27,67 persen. Penanggulangan stunting, seperti ketersediaan sumber pangan, ketersediaan air bersih dan sanitasi, serta pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan.

Peningkatan pengasuhan di tingkat keluarga dan masyarakat serta kesejahteraan masyarakat tidak mampu juga perlu diperhatikan.

"Ini (stunting) adalah tantangan beban kesehatan saat ini," tambah Muhadjir.

Selain stunting, Muhadjir menyebut tantangan beban kesehatan lain, yaitu persoalan angka kematian ibu, bayi, dan rokok.

"Sekarang kita akan mulai beralih memerhatikan kembali masalah-masalah beban kesehatan lain. Angka kematian ibu saja masih 305 per 100.000 kelahiran dan angka kematian bayi 24 per 1.000 kelahiran," lanjutnya.

"Kita juga harus tangani masalah rokok (23 dari 100 remaja laki-laki merokok), kemudian penggunaan narkoba (3,3 juta pengguna narkoba). Ada juga kematian penyakit menular, yang angkanya 26 dari 100 kematian penduduk usia 30 - 70 tahun."