Liputan6.com, Jakarta - Udara dingin pada malam sampai dengan pagi hari dan hawa panas yang menyengat pada siang hari selama satu pekan terakhir dirasa tak wajar sebagian orang.
Tidak sedikit pula warganet dari berbagai daerah di Indonesia yang membicarakan soal suhu dingin yang tak biasa tersebut di Twitter.
Baca Juga
Salah satunya adalah akun Twitter @banggavann, yang menuliskan kicauan berikut pada Minggu, 26 Juli 2020.
Advertisement
"Pagi, Guiz. Mau tanya utk pejuang Subuh, di kota kalian subuh tadi sudah berasa dingin gak? Kalau sesuai sih harus nya sdh banyak yg merasa dingin. Makin dingin di akhir² bulan. Bersiap saja kita. Jaga kesehatan ya." tulis akun tersebut.
Ayya, 29 tahun, karyawati perusahaan swasta di Jakarta mengaku juga merasakan udara dingin yang tak biasa akhir-akhir ini.
"Dingin banget," katanya. "Mulai pukul 04.00 sudah mulai dingin, sampai pukul 07.00," ujar wanita yang tinggal di kawasan Jakarta Selatan.
Sementara Dana, pria yang sehari-hari bekerja di area terbuka, justru mengalami hal sebaliknya,"Kalau yang udara dingin di pagi hari, jujur, tidak merasakannya. Paling yang aku rasakan sendiri adalah akhir-akhir ini lebih terik, lebih panas, bahkan sudah pakai topi dan minum es rasanya enggak mempan.".
Saat hal tersebut dikonfirmasi ke Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Deputi Klimatologi BMKG, Herizal, mengatakan, hal tersebut terjadi karena saat ini menjelang puncak musim kemarau.
"Ini adalah hal yang wajar. Pada malam hari di musim kemarau udara dingin lebih terasa, dibanding malam hari di musim hujan," kata Herizal saat dihubungi Health Liputan6.com pada Senin, 27 Juli 2020.
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini
Udara Dingin di Malam Hari Tak Normal, Pertanda Puncak Musim Kemarau Akan Datang
Menurut Herizal, langit umumnya cerah sepanjang hari saat menjelang dan pada puncak musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan radiasi matahari tidak banyak mengalami rintangan untuk masuk ke permukaan bumi sehingga suhu pada siang hari menjadi hangat.
"Sebaliknya, pada malam hari radiasi bumi yang lepas ke angkasa juga bisa berlangsung maksimal karena langit cerah. Akibatnya, ketika malam hari, radiasi yang diterima dari matahari nol, sedangkan radiasi bumi yang lepas ke angkasa maksimal," ujarnya.
Pada kondisi seperti ini, lanjut Herizal, kondisi udara pada malam hari menjelang dan pada puncak kemarau akan terasa lebih dingin dibanding kondisi udara malam hari di musim hujan.
"Semakin cerah langit di musim kemarau akan semakin dingin udara dirasakan pada malam hari," ujarnya
Advertisement