Liputan6.com, Jakarta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan bahwa mereka juga tengah melakukan penelitian awal terkait pengembangan vaksin COVID-19.
Hal ini diungkap oleh Kepala Kelompok Penelitian Pengembangan Produk Biologi Senior Manager dan Biosafety Officer Fasilitas BSL-3 LIPI Ratih Asmana Ningrum dalam kegiatan temu media daring pada Selasa (28/7/2020).
Baca Juga
"Kami memilih untuk mengembangkan vaksin rekombinan sub-unit. Jadi sebagai ganti satu buah virus, kami tidak mengambil semua tubuh dari virusnya. Kami hanya mengambil satu bagian dari virusnya yaitu mikroprotein spike atau protein S," kata Ratih.
Advertisement
Ratih mengatakan, protein yang diambil merupakan bagian kecil dari protein spike virus COVID-19 yaitu receptor binding domain (RDB).
"Jadi hanya 'kakinya' saja kalau diistilahkan yang dimasukkan ke dalam tubuh, nanti tubuh jadi ingat bagaimana kalau ada kaki yang sama mereka harus menyerangnya. Pertahanan tubuhnya akan aktif sehingga membentuk suatu antibodi," kata Ratih.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Perbedaan dengan Vaksin Eijkman
Ratih menjelaskan, jika dibandingkan dengan vaksin yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekular Eijkman, ada perbedaan dari segi konstruksi.
"Karena memang ketika kita berbicara tentang suatu vaksin atau bahan baku obat, kita seringkali juga melakukan modifikasi untuk meningkatkan khasiat, efek, atau respons imun."
Ia mengatakan, LIPI membuat rancangan yang berbeda untuk meningkatkan respon imun apabila seseorang diberikan vaksin tersebut jika dibandingkan molekul yang tidak dimodifikasi.
Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Wien Kusharyoto mengatakan bahwa selain desain protein vaksin LIPI berbeda dengan Eijkman, mereka juga memikirkan metode lain dalam penggunaannya misalnya dengan spray atau disemprotkan ke dalam hidung.
Advertisement