Liputan6.com, Jakarta Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan bahwa mereka juga tengah melakukan penelitian untuk mengembangkan vaksin COVID-19.
Namun, LIPI menyatakan bahwa studi yang mereka lakukan masih penelitian awal dan masih membutuhkan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan calon vaksin COVID-19 lainnya, termasuk yang dikembangkan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman.
Baca Juga
"Saya juga tidak berani menjanjikan peluang keberhasilannya berapa," kata Kepala Kelompok Penelitian Pengembangan Produk Biologi Senior Manager dan Biosafety Officer Fasilitas BSL-3 LIPI Ratih Asmana Ningrum.
Advertisement
"Kita tidak dapat mengklaim apa pun sebelum itu diuji secara valid," kata Ratih dalam sebuah temu media yang diadakan secara daring pada Selasa kemarin, ditulis Rabu (29/7/2020).
Berbeda dengan Eijkman
Dalam temu media tersebut, Ratih mengatakan bahwa LIPI juga ikut mengembangkan studi vaksin COVID-19 berupa vaksin rekombinan sub-unit.
"Jadi sebagai ganti satu buah virus, kami tidak mengambil semua tubuh dari virusnya. Kami hanya mengambil satu bagian dari virusnya yaitu mikroprotein spike atau protein S," katanya.
Ratih mengatakan, protein yang diambil merupakan bagian kecil dari protein spike virus COVID-19 yaitu receptor binding domain (RDB).
Ia mengatakan, LIPI membuat rancangan yang berbeda dari Eijkman untuk meningkatkan respon imun apabila seseorang diberikan vaksin tersebut jika dibandingkan molekul yang tidak dimodifikasi.
Advertisement
Masih Studi Bahan Baku
Menurut Ratih, vaksin ini tidak mungkin bisa sampai di tahap komersial di awal 2021.
"Karena kita baru akan membuat bahan baku vaksinnya. Ada perjalanannya yang sangat panjang untuk kita bisa menyatakan vaksin tersebut aman kemudian dapat diproduksi secara komersil," katanya.
Senada dengan Ratih, peneliti dari Pusat Penelitian Biologi LIPI Wien Kusharyoto mengatakan bahwa menyebut vaksin buatan LIPI akan rilis di akhir 2021 pun masih terlalu optimistis.
"Ini baru tahap di laboratorium. Untuk uji pra-klinis pun belum," kata Wien pada kesempatan yang sama.
Wien juga menambahkan, vaksin yang dikembangkan LIPI lebih menyasar pengembangan vaksin COVID-19 lanjutan.
"Karena ada kemungkinan tidak semua bisa secara efektif menimbulkan respon kekebalan dari vaksin-vaksin yang dikembangkan ini. Mungkin kita harus memikirkan strategi lain dalam vaksinasi."