Liputan6.com, Jakarta Peneliti dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Wien Kusharyoto menjelaskan bagaimana proses fase ketiga dalam sebuah uji vaksin berlangsung pada umumnya.
Wien menjelaskan, apabila terdapat dua ribu orang relawan dalam sebuah uji vaksin tahap tiga, maka seribu akan diberikan vaksin sungguhan, sementara seribu yang lain akan diberikan vaksin palsu atau plasebo.
Baca Juga
"Tujuannya sebenarnya untuk membandingkan," kata Wien dalam sebuah temu media daring yang diadakan pada Selasa kemarin, ditulis Rabu (29/7/2020).
Advertisement
Wien mengatakan, dalam seribu orang belum tentu semuanya akan terkena virusnya. Ia mencontohkan bisa saja hanya 500 orang yang terinfeksi dalam dua kelompok tersebut. "Setelah itu akan dilihat sejauh mana vaksin itu akan melindungi," ujarnya.
Wien mengatakan, apabila ada sukarelawan dalam kelompok penerima vaksin plasebo terjangkit dan sakit, maka peneliti akan melihat juga kelompok yang diberikan vaksin sungguhan.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Vaksin Pembanding
"Seandainya dari 500 yang diberikan vaksin palsu tadi terjangkit oleh virus dan kemudian sakit misalnya, maka dari yang diberikan vaksin yang benar, seandainya efektivitasnya 50 persen, 250 itu meski terjangkit virusnya maka dia kemudian tidak sakit."
"Jadi vaksin palsu ini nantinya tidak boleh diberikan. Ini hanya sebagai pembanding. Pada dasarnya vaksin palsu ini isinya adalah sebuah larutan, misalnya larutan garam yang digunakan juga untuk melarutkan vaksin yang benar tadi," kata Wien menjelaskan.
"Jadi (kalau diibaratkan) sirup yang satu diberikan sirup sungguhan yang satu misalnya hanya air dengan gula. Jadi otomatis yang diberikan sirup akan merasakan rasa lain selain manis saja."
Dalam hal ini, mereka yang diberikan vaksin kemungkinan akan mendapatkan manfaat dari pemberian vaksin tersebut berupa perlindungan dari sakit meski terpapar virus.
"Di situlah sebetulnya sulitnya uji klinis tahap tiga ini. Sehingga maaf, ketika Presiden Jokowi meminta diselesaikan dalam waktu tiga bulan saya kira akan sulit terlaksana."
Advertisement