Sukses

LIPI: Vaksin COVID-19 Sinovac Belum Boleh Diuji ke Anak dan Lansia

Peneliti LIPI mengatakan bahwa vaksin COVID-19 Sinovac pun belum selesai uji klinis tahap kedua untuk kelompok usia anak dan lansia

Liputan6.com, Jakarta Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan bahwa uji klinis calon vaksin COVID-19 yang dikembangkan oleh perusahaan China, Sinovac, sesungguhnya belum sepenuhnya usai di negara asalnya sendiri.

"Yang perlu dicermati di sini adalah, tahap uji klinis dua di China itu sudah selesai untuk kelompok umur 18 sampai dengan 59 tahun," kata Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Wien Kusharyoto dalam sebuah temu media pada Selasa lalu.

"Oleh karena itu yang akan dilakukan di Indonesia adalah uji klinis tahap ketiga untuk kelompok umur 18 sampai 59 tahun," kata Wien, ditulis Kamis (30/7/2020).

Sehingga menurut Wien, Indonesia masih belum diperbolehkan melakukan uji klinis vaksin COVID-19 untuk mereka yang berusia di atas 60 tahun atau pada anak-anak karena uji klinis tahap dua di China belum selesai dilakukan di kelompok usia tersebut.

"Jadi kalau misalnya bulan Januari katakanlah, kita optimistis saja bulan Januari, vaksin dari Sinovac ini dinyatakan efektif, aman, dan siap digunakan di Indonesia, maka vaksin tersebut hanya bisa digunakan untuk mereka yang berumur 18 sampai 59 tahun."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Tahap Uji yang Tumpang Tindih

Wien mengungkapkan, Sinovac sendiri telah menyatakan bahwa mereka juga masih melakukan uji klinis vaksin COVID-19 pada mereka yang berusia lanjut dan akan dilanjutkan dengan uji klinis untuk anak-anak dan remaja.

"Semuanya diharapkan akan selesai pada akhir tahun ini, untuk tahap kedua," kata Wien.

Ia menambahkan bahwa kondisi pandemi memang membutuhkan berbagai tahap penelitian dilakukan secara tumpang tindih. Padahal secara umum, tiap fase uji klinis membutuhkan waktu.

"Ada yang sedang mengembangkan tahap pra-klinis namun pada saat yang sama sudah mulai dilakukan uji klinis tahap 1 pada manusia," ujarnya.

"Jadi pada saat ini pada dasarnya, perusahaan-perusahaan ini sedang bertaruh bahwa vaksinnya nantinya aman dan efektif lalu layak dipasarkan, sehingga pada saat yang sama, mereka sudah mulai menyiapkan fasilitas produksi dalam jumlah besar."