Sukses

Pakar Satgas COVID-19: Angka Kematian Terus Turun, Peningkatan Kesembuhan Cukup Baik

Pakar Satgas COVID-19 menyampaikan, perkembangan angka kematian terus turun dan peningkatan kesembuhan cukup baik.

Liputan6.com, Jakarta Melihat perkembangan kasus COVID-19, Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, persentase angka kematian semakin turun dan kesembuhan juga cukup baik.

"Kita lihat angka insidensi kematian per 100.000 penduduk. Kalau berdasarkan angka kematian secara nasional, kita melihat memang sejak mulai awal ditemukannya COVID-19 (Maret 2020) sampai dengan sekarang ini, angka kematian kita terus menurun," papar Dewi saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (3/8/2020).

"Mungkin di awal pernah persentase maksimumnya sampai 9,34 persen yang meninggal, tapi pada bulan April turun rata-ratanya menjadi 8,64 persen. Di bulan Mei turun lagi menjadi 6,68 persen. Sampai dengan yang terakhir bulan Juli dan tanggal 2 Agustus, menjadi 4,7 persen."

Walaupun begitu, Dewi menekankan, kita masih punya pekerjaan rumah, yakni harus tetap menurunkan angka kematian COVID-19 serendah-rendahnya dan angka kesembuhan harus ditingkatkan.

 

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Progres Kesembuhan

Terkait dengan angka kesembuhan, data Satgas COVID-19 Nasional menargetkan, persentase sembuh di atas 80 sampai 90 persen.

"Nah, kalau kita lihat di sini memang pergerakan sejak awal bulan Maret 2020 mungkin masih rendah. Persentase maksimum 8,33 persen, pada bulan April naik menjadi 9,79 persen, bulan Mei cepat naik 21,97 persen," lanjut Dewi.

"Lalu bulan Juni 37,19 persen dan terakhir bulan Juli rata-ratanya 51, 11 persen. Tapi Agustus ini kita sudah tembus ke angka 61, 79 persen sembuh."

Lebih lanjut, Dewi menerangkan, dari persentase di atas terlihat progres kesembuhan yang cukup baik dari pasien-pasien positif COVID-19 di Indonesia.

3 dari 3 halaman

Evaluasi Angka Kematian

Di sisi lain, angka kematian COVID-19 juga menunjukkan, seberapa besar upaya pemerintah daerah dalam menangani pasien positif COVID-19. Kita juga bisa menganalisis, penyebab banyak pasien yang meninggal.

Apakah karena dia datang ke fasilitas pelayanan kesehatan sudah telat atau memang ada kondisi penyakit penyerta (komorbid). Atau apakah karena fasilitas kesehatan mengalami kekurangan tenaga kesehatan.

"Ini adalah bentuk-bentuk evaluasi lain ketika kita melihat ada apa dengan angka kematian yang tinggi. Kemudian kita juga melihat angka kesembuhan juga penting. Sebenarnya kan memang COVID-19 kebanyakan dari penderitanya hanya memiliki gejala ringan 80 persen," ujar Dewi.

"Sedangkan gejala berat yang butuh perawatan intensif sekitar 5 persen atau mungkin yang butuh ventilator hanya satu persen. Jadi, tugas kita adalah bagaimana menjaga daya tahan tubuh seluruh masyarakat agar tetap sehat dan fit."