Liputan6.com, Jakarta Ledakan dahsyat yang mengguncang Beirut, Lebanon pada Selasa, 4 Agustus 2020 disebut-sebut berasal dari ribuan ton amonium nitrat. Bahan kimia ini biasa digunakan dalam pupuk dan bahan peledak.
Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan, 2.700 ton amonium nitrat yang tersimpan di sebuah gudang selama enam tahun meledak. Namun, masih belum jelas apa yang menyebabkan bahan kimia tersebut terbakar.
Menilik kejadian ledakan, amonium nitrat adalah bahan kimia industri yang umum digunakan, terutama untuk pembuatan pupuk. Ini karena bahan kimia itu termasuk sumber nitrogen yang baik untuk tanaman.
Advertisement
Selain itu, amonium nitrat digunakan sebagai salah satu komponen utama dalam penambangan bahan peledak. Adanya amonium nitrat berperan sebagai pengoksidasi, yakni menarik oksigen ke api.
"Dan karenanya membuat (ledakan) jauh lebih kuat. Meski begitu, untuk bisa menjadi terbakar, hanya dalam keadaan yang tepat. Dan ini sulit dicapai. Anda perlu keadaan ekstrim untuk memicu ledakan," jelas dosen senior teknik kimia University of Melbourne, Gabriel da Silva, dikutip dari The Guardian, Kamis (6/8/2020).
Amonium nitrat sebenarnya dapat memadamkan api. Apabila bahan kimia itu terkontaminasi, misalnya, terkena atau tercampur dengan minyak, bahan itu menjadi sangat mudah meledak.
"Saya pikir itulah yang terjadi di sini (amonium nitrat bersentuhan dengan minyak)," lanjut da Silva.
Saksikan Video Menarik Berikut Ini:
Campuran Amonia dengan Asam Nitrat
Ledakan amonium nitrat yang terjadi di Beirut memunculkan asap warna merah. Da Silwa menegaskan, bahan kimia di udara itu harus menghilang dengan cepat.
"Jika Anda melihat asap yang berasal dari ledakan adalah warna merah darah, maka ini ada kandungan polutan udara nitrogen oksida di dalamnya," tegasnya.
Profesor kimia University College London, Andrea Sella menjelaskan, amonium nitrat adalah senyawa kimia berbentuk padatan putih seperti kristal yang dibuat dalam jumlah besar di industri.
"Amonium nitrat ini sintetis, dibuat dengan mereaksikan amonia dengan asam nitrat. Dan bahan kimia ini dibuat di seluruh dunia serta relatif murah untuk dibeli," jelasnya, dikutip dari BBC News.
"Akan tetapi, cara penyimpanan bisa menjadi masalah, dan dikaitkan dengan kecelakaan industri yang serius pada masa lalu."
Advertisement
Ledakan di Texas dan Tianjin
Bila angka 2.700 ton amonium nitrat yang meledak akurat, maka ledakan amonium nitrat di Beirut lebih besar daripada Bencana Kota Texas pada 1947. Pada waktu itu, 2.300 ton amonium nitrat meledak yang menewaskan hampir 500 orang. Ledakan menciptakan gelombang pasang setinggi 4,5 meter.
Foto-foto dari ledakan amonium nitrat di Beirut juga mengingatkan pada bencana yang ditimbulkan di kota Tianjin, Tiongkok pada tahun 2015. Kejadian itu menewaskan lebih dari 170 orang dan ratusan korban lainnya terluka.
Pada 12 Agustus 2015 malam, serangkaian ledakan dahsyat mengguncang area gudang di Tianjin. Sejumlah besar bahan kimia berbahaya, termasuk natrium sianida dan kalium nitrat yang disimpan dari beberapa kasus ilegal meledak.
Pihak berwenang Tiongkok mengklaim bahwa ledakan dipicu ketika suhu panas pada musim panas, sehingga menyebabkan senyawa kimia sangat mudah terbakar.
Petugas pemadam kebakaran yang bergegas ke lokasi dilaporkan berusaha memadamkan api dengan air. Mayoritas dari mereka yang tewas adalah petugas pemadam kebakaran, termasuk satu remaja.