Sukses

Dikira COVID-19, Wanita Inggris Ini Meninggal Akibat Kanker yang Kambuh

Seorang wanita di Inggris meninggal akibat kanker yang kambuh. Padahal sebelumnya, ia didiagnosis terkena COVID-19

Liputan6.com, Jakarta - Beth Pattison, wanita asal Inggris, menjadi salah satu dari korban meninggal akibat dampak pandemi terhadap layanan kesehatan. Ia tutup usia akibat kesalahan diagnosis yang mengiranya terkena COVID-19. Padahal, ia mengalami kanker yang kambuh.

Bulan Maret lalu, Beth mendatangi Bridge End Surgery di Chester-le-Street. Ia mengeluh batuk terus-terusan yang membuat dokter berasumsi bahwa kemungkinan ia terkena COVID-19.

Dikutip dari People pada Jumat (7/8/2020), ibu dari seorang anak yang berusia lima tahun ini diketahui memiliki riwayat kanker payudara. Namun, ia sudah dinyatakan bebas dari penyakit itu pada 2016 dan 2017, sehingga dokter tidak mengarah pada kekambuhan penyakit tersebut.

Beth lalu menghubungi spesialis onkologi di Newcastle's Royal Victoria Infirmary bulan Mei lalu. Sekali lagi, ia diberi tahu bahwa kemungkinan ia terkena COVID-19.

8 Juni, Beth akhirnya dirawat di rumah sakit karena pneumonia. Namun, hasil tes COVID-19 yang dilakukan beberapa kali menunjukkan bahwa wanita 27 tahun ini bebas dari virus SARS-CoV-2.

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Tidak Menyalahkan Tenaga Kesehatan

Mengutip Fox News, sepekan kemudian, dokter melakukan evaluasi lanjutan dan menemukan bahwa rupanya, Beth mengalami kanker payudara dan ovarium. Ia wafat di Newcastle's Freeman Hospital pada 27 Juni lalu.

Dokter melaporkan Beth meninggal setelah mengalami serangan jantung, saat dokter mencoba membuatnya koma.

Sang ayah, Craig, meminta agar layanan kesehatan nasional untuk memeriksakan kondisi kanker terlebih dahulu apabila pasien memiliki riwayat penyakit tersebut dan tidak hanya berasumsi kondisi kesehatannya karena COVID-19.

"Jika ada satu hal yang dapat diwariskan oleh Beth adalah mengenai orang yang didiagnosis kanker harus diperiksa soal itu terlebih dahulu, sebelum melihat penyebab lain," kata Craig.

Ia juga meminta agar layanan memastikan penyakit tersebut tidak muncul lagi dengan pemeriksaan. "Beth bukanlah korban dari COVID, dia adalah korban dari keadaan yang terjadi karena COVID," ujar Craig.

Lebih lanjut, Craig tidak mencoba menyalahkan tenaga kesehatan. Menurutnya, mereka sudah melakukan yang terbaik.

"Kami tidak ingin menyalahkan tenaga kesehatan di mana pun karena perawatan dan dukungan yang ia dapatkan selama empat tahun tidak ada duanya dan kami pikir apa yang dilakukan layanan kesehatan nasional, terutama sejak Maret saat pandemi datang, sangat luar biasa."

Pihak rumah sakit pun juga telah berkomentar dan mereka menyampaikan rasa dukanya atas meninggalnya Beth. Mereka juga meminta agar orang-orang yang mengalami gejala potensial dari kanker, diminta menghubungi dokter.