Sukses

Depok Sumbang Kasus Positif COVID-19 Tertinggi di Jawa Barat

Depok menduduki posisi teratas jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di Jawa Barat.

Liputan6.com, Jakarta Kota Depok, Jawa Barat menduduki posisi teratas dengan jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di Jawa Barat. Data tersebut berdasarkan pencatatan Satuan Tugas Penanganan COVID-19 per 9 Agustus 2020.

"Di Jawa Barat, kita juga bisa lihat sebenarnya kota atau kabupaten mana saja yang menyumbangkan kasus tertinggi atau kenaikan kasus di pekan kemarin dibandingkan dengan dua pekan lalu," terang Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah dalam dialog di Media Center Satgas COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (10/8/2020).

Dari data portal ccc-19.depok.go.id pada 9 Agustus 2020 tercatat jumlah konfirmasi positif COVID-19 di Kota Depok sebanyak 1.422 orang, 1.045 sembuh, dan 53 meninggal dunia.

Empat kabupaten/kota lain dengan jumlah kasus positif COVID-19 tertinggi di Jawa Barat per 9 Agustus 2020, yakni Kota Bekasi (947 kasus), Kota Bandung (700 kasus), Bekasi (475 kasus), dan Bogor (442 kasus).

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Peringkat 17 dan 68 Nasional

Pencatatan peringkat nasional, Kota Depok masuk menjadi peringkat 17 dengan kategori kabupaten/kota tertinggi kasus COVID-19. Perhitungan peringkat 17 nasional dilihat dari jumlah kumulatif kasus di level nasional per 9 Agustus 2020.

"Kita bisa lihat di data juga di mana posisi kabupaten/kota yang ada di Jawa Barat dalam kasus COVID-19. Pertama, ada kota Depok dengan peringkat 17 secara nasional. Ini dilihat dari jumlah (akumulatif) kasus," jelas Dewi.

"Tadi kita lihat Depok peringkat 17, ketika kita bandingkan berdasarkan insidens kumulatif (laju penularan) per 100.000 penduduk, maka Kota Depok turun menjadi peringkat 68."

Melihat laju penularan COVID-19 ini juga penting, lanjut Dewi.

"Kalau kita melihat hanya angka bulatnya saja. Misalnya, dua daerah sama-sama 100 kasus, tapi ternyata jumlah penduduk di Kota A ini ada 1.000 penduduk, lalu kota satunya 10.000 penduduk. Pasti kita akan melihat perbedaan," lanjutnya.

"Di sini, kita melihat berarti yang 100 kasus per 10.000 penduduk tentu jauh lebih kecil penularannya dibandingkan dengan yang 1.000 penduduk."