Liputan6.com, Jakarta - Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Dewi Nur Aisyah mengungkapkan, ada 150 klaster penularan COVID-19 di Jawa Barat. Data dihimpun hingga per 27 Juli 2020.
"Sejauh ini sampai per tanggal 27 Juli 2020, ada 150 klaster penularan COVID-19 di Jawa Barat. Dari jumlah tersebut, angka kejadian COVID-19 mencapai 476 kasus," jelas Dewi saat sesi dialog di Media Center Satgas COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Senin (10/8/2020).
"Paling banyak di Jawa Barat, kita melihat klasternya di pemukiman. Rata-rata kalau ada pelacakan kontak (contact tracing), anggota keluarganya jadi kena positif COVID-19 juga. Karena kan paparan, durasi, dan jaraknya lebih berdekatan. Maka, pemukiman ini peringkat pertama klaster penularan COVID-19."
Advertisement
Baca Juga
Jumlah klaster pemukiman di Jawa Barat sebanyak 111 klaster dengan total 208 kasus.
"Pemukiman masih jadi klaster yang paling banyak menyumbangkan kasus COVID-19. Ini serupa dengan data analisis di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Kita melihat pemukiman ini memang cukup tinggi nilai penularannya," terang Dewi.
"Bisa jadi tadi karena banyak anggota keluarga atau saudara yang memang berkunjung, misalnya. Atau ketika sedang ada kegiatan, seperti pergi ke warung, mengisi bensin, dan lain sebagainya."
Â
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Klaster Penularan COVID-19
Selain klaster pemukiman, ada juga klaster penularan COVID-19 lain di Jawa Barat per 27 Juli 2020, sebagai berikut:
1. Fasilitas kesehatan: 28 klaster dengan 177 kasus
2. Perkantoran: 11 klaster dengan 77 kasus
3. Rumah ibadah: 1 klaster dengan 14 kasus
"Adanya klaster-klaster ini bisa meningkatkan awareness kita untuk menekan laju penularan COVID-19. Ini membuat masyarakat sadar dan patuh disiplin menerapkan protokol kesehatan di manapun berada," lanjut Dewi.
Â
Advertisement