Sukses

Tekankan Pentingnya Kontrasepsi, BKKBN Ungkap Kisah Tragis di Balik Taj Mahal

Ada pelajaran tentang hak perempuan dan kontrasepsi di balik kisah pembangunan Taj Mahal.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa penggunaan kontrasepsi juga memiliki kaitan erat terhadap hak asasi manusia.

"Kita tahu bahwa pendekatan kependudukan sekarang adalah pendekatan hak-hak reproduksi, hak asasi," kata Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN, Dwi Listyawardani, dalam konferensi pers virtual pada Jumat, 14 Agustus 2020

Ia menambahkan, saat ini seseorang secara individu memiliki hak penuh terhadap dirinya sendiri untuk menentukan kapan akan menikah, mau atau tidak memiliki anak, hingga berapa jumlah anak yang diinginkan.

Isu semacam ini, kata Dwi, menarik untuk diangkat ke dalam berbagai tulisan,"Jadi bukan hanya kontrasepsi-nya, tetapi cerita di balik itu yang tentu menarik karena di situ ada unsur hak asasi, ada unsur pemberdayaan perempuan.".

Simak Juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Cerita di Balik Taj Mahal

Pada kesempatan tersebut, Listyawardani mencontohkan sebuah cerita tragis di balik pembangunan Taj Mahal di India.

"Memang orang mengekspos itu sebagai lambang cinta dari seorang raja terhadap permaisurinya, tapi di balik itu ada sisi safe motherhood," ujarnya.

Listyawardani mengungkapkan bahwa Mumtaz Mahal, yang menjadi sosok penting dalam kisah pembangunan bangunan ikonik India tersebut, meninggal karena melahirkan anaknya yang ke-14.

Hal ini, menurut dia, bisa dilihat dari perspektif seorang perempuan yang menderita karena kehamilan dan kelahiran yang berkelanjutan.

"Tapi itu kan tidak pernah diangkat cerita di balik itu. Yang ada adalah bahwa Shah Jahan itu merasa kehilangan istri yang amat dia cintai, sehingga dibangun makam yang begitu indah."

"Mungkin juga di balik hati raja itu ada rasa bersalah istrinya disuruh hamil terus, melahirkan terus, waktu itu belum ada kontrasepsi."