Liputan6.com, Jakarta - Tugas sebagai Pembentang Bendera Merah Putih pada upacara Hari Ulang Tahun ke-75 Republik Indonesia di halaman Istana Merdeka, Jakarta Pusat diberikan kepada Paskibraka 2020 Muhammad Adzan.
Adzan adalah Paskibraka wakil Nusa Tenggara Barat (NTB). Dia terpilih sebagai pasukan pengibar bendera pusaka tahun 2020 setelah melewati proses yang sama panjangnya dengan anggota Paskibraka 2020 lainnya.
Kepada Diary Paskibraka Liputan6.com melalui sambungan telepon di awal Agustus 2020, Adzan, mengatakan, sama sekali tak menyangka sewaktu menerima sepucuk surat yang menyatakan dia lolos sebagai calon Paskibraka 2020.
Advertisement
Baca Juga
Perasaannya saat itu campur aduk. Banyak tidak percayanya.
"Yang dulunya mikir menjadi Paskibraka adalah kesempatan sekali seumur hidup, tapi tahun ini Alhamdulillah diberi kepercayaan lagi. Jelas, kaget dan bingung," kata Adzan.
Adzan bahkan sempat diterpa kebingungan saat membawa surat penugasan yang dia terima. Di surat itu tertulis, yang kembali dipanggil adalah Paskibraka cadangan yang tidak bertugas tahun lalu.
"Sedangkan tahun lalu, Adzan dan teman-teman Paskibraka 2019 bertugas. Jadinya, antara senang, bingung, tapi ini menjadi tanggung jawab buat Adzan," katanya.
Â
Paskibraka 2020 Muhammad Adzan Pernah Menjadi Komandan Kelompok 17 Tahun 2019
Pada upacara HUT RI 2019, Paskibraka 2020 yang tercatat sebagai siswa MAN 2 Kota Bima meraih posisi mentereng, yaitu Komandan Kelompok (Danpok) 17.
Dia berhasil meraih posisi yang diidam-idamkannya itu. Adzan bersama Paskibraka dari Tim Merah bertugas mengibarkan Sang Dwi Warna.Â
Berada di posisi paling depan, tak khayal Paskibraka Adzan menjadi sosok yang paling disorot kamera televisi, selain Paskibraka Pembawa Baki.
Baca juga :Â Jungkir Balik Muhammad Adzan Menjadi Paskibraka Komandan Kelompok 17
Meski begitu, siapa sangka kalau Paskibraka 2020 dengan tinggi 181 cm ini sempat tak percaya bisa terpilih. Adzan sendiri tidak dapat menghitung sudah berapa kali dilatih sebagai Komandan Kelompok 17.
"Di Istana saja empat kali," katanya.
Menurut Adzan, dia bukan orang pertama yang langsung ditunjuk sama pelatih untuk dilatih sebagai Danpok 17. Adzan, mengatakan, karena dua Paskibraka calon Danpok 17 sering sakit, dia pun memberanikan mengajukan diri sendiri untuk dilatih di posisi tersebut.
"Karena sering main, jadi Adzan yang dipakai," ujarnya. Adzan, menambahkan, dia merasa memiliki nilai lebih yang tidak dimiliki para pesaingnya.
"Adzan itu bagus saat di belokan," katanya.
"Mungkin, itu juga yang menjadi penilaian pelatih," ujarnya.
Â
Advertisement
Paskibraka Muhammad Adzan Tak Dapat Menutup Kesedihannya
Adzan, mengaku, tak dapat menutup rasa sedih sekalipun dia kembali terpilih sebagai Paskibraka 2020. Menurut dia, upacara 17 Agustus adalah kegiatan tahunan yang identik dengan Paskibraka.Â
Setiap tahun selalu diadakan seleksi. Mereka yang sudah bertugas pun langsung menyandang status Purna Paskibraka Indonesia (PPI).Â
Seleksi anggota Paskibraka dari tingkat kecamatan, kota, provinsi, sampai nasional membuat anggota PPI dapat keluarga baru.Â
Kesedihan itu muncul tatkala Adzan mengingat perjuangan calon Paskibraka yang sempat mengikuti seleksi. Adzan, mengatakan, para Capaska tersebut sudah berlatih dengan keras, senang begitu lulus, tahu-tahu malah tak jadi bertugas karena pandemi COVID-19 yang melanda dunia.Â
"Alhasil, terpilihnya Adzan menjadi Paskibraka kembali merupakan tanggung jawab yang besar," katanya.
Â
Merasakan Euforia Berbeda Saat Kembali Masuk Asrama Paskibraka 2020
Adzan tiba di asrama Paskibraka di Pusat Pemberdayaan Pemuda dan Olahraga (PP PON) di Cibubur, Jakarta Timur pada 3 Agustus 2020.
Sesampainya di sana, Adzan mengatakan serasa sedang nostalgia. Memori-memori yang terjadi bersama seluruh Paskibraka Nasional 2019 muncul seketika saat dia berjalan di lapangan, dan salat di masjid.Â
"Dulu itu rasa deg-degannya karena pertama kali ketemu teman se-Indonesia," kata Adzan.Â
"Sekarang deg-degannya karena COVID-19," Adzan menambahkan.
Tahun lalu, asrama diisi 68 orang siswa dan siswi terpilih dari 34 provinsi di Indonesia. "Jadinya ramai, sekarang sepi, karena cuma berdelapan," ujarnya.
Advertisement