Liputan6.com, Jakarta - Dari analisis angka kematian akibat COVID-19 di Indonesia, Kota Denpasar patut diacungi jempol.
Menurut Satuan Tugas Penanganan COVID-19, meskipun memiliki jumlah kasus yang banyak, angka kematian karena paparan Virus SARS-CoV-2 di Kota Denpasar terbilang kecil.
Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah, mengatakan, Kota Denpasar menempati posisi terendah dari 10 kota besar yang ditelah dianalisis berdasarkan jumlah kumulatif kematian dan angka kematian per 100 ribu penduduk.
Advertisement
Diurut berdasarkan peringkat dari total 514 kabupaten/kota di Indonesia, Kota Denpasar berada di urutan nomor 63. Sedangkan berdasarkan angka kematian per 100 ribu penduduk, berada pada peringkat ke-77.
Baca Juga
Kabar baik ini disampikan Dewi saat memaparkan jumlah kumulatif kematian dan angka kematian per 100 ribu penduduk untuk peringkat nasional.
Tiga teratas dari 10 kota besar yang dianalisis, ditempati Kota Surabaya, Kota Semarang, dan Jakarta Pusat.
Lebih lanjut, dari analisis persentase kasus aktif dari 10 kota besar, lagi-lagi Kota Denpasar memerlihatkan hasil memuaskan.
Dewi, mengatakan, Kota Denpasar memiliki angka persentase kasus aktif terendah, yaitu 6,84 persen.
"Ini yang hebat. Kasus aktifnya tinggal 6,84 persen," kata Dewi dikutip Health Liputan6.com dari situs covid19.go.id pada Jumat, 21 Agustus 2020.
Kota Denpasar, lanjut Dewi, merupakan contoh dari sebuah kota dengan penduduk yang banyak, padat, aktivitas tinggi, dan masuk 20 besar kasus positif COVID-19 tertinggi di Indonesia, tapi kasus aktifnya tinggal 6,84 persen.
"Itu dapat diartikan sudah bisa menghambat laju kasus baru," Dewi menekankan.
Simak Video Berikut Ini
Presentase Angka Kematian akibat COVID-19 di Kota Denpasar
Dewi juga menilai bahwa Kota Denpasar konsisten dalam menangani kasus COVID-19. Selain kasus aktif yang tinggal sedikit, presentase kematian akibat COVID-19 di Kota Denpasar pun kecil, hanya 1,03 persen.
"Jadi, ini adalah hal yang cukup baik. Kita lihat kasusnya banyak, tapi yang meninggal ditekan. Berarti pelayanan kesehatannya cukup baik," katanya.
Tak cuma itu, Kota Denpasar juga menempati posisi kasus sembuh dari COVID-19 tertinggi, sebesar 92,13 persen yang disusul Kota Surabaya dengan 74,68 persen.
Advertisement
Semua Kota Harus Tetap Waspada Terhadap COVID-19
Meski demikian, Dewi mengingatkan bahwa seluruh kota harus tetap waspada dan tetap berupaya memutus rantai penularan COVID-19.
Sebab, berdasarkan jumlah kasus kumulatif tertinggi di Indonesia pada analisis mingguan, periode 16 Agustus 2020, didominasi kota-kota besar, di antaranya adalah Kota Surabaya, Jakarta Pusat, Kota Semarang, Kota Makassar, Kota Medan, Kota Banjarmasin, Kota Palembang, Kota Jayapura, Kota Depok, dan Kota Denpasar.
Berikut merupakan data jumlah kasus kumulatif pada 10 kota besar tersebut di peringkat nasional:
- Kota Surabaya 10.800 kasus, peringkat ke-1.
- Jakarta Pusat 7.535 kasus, peringkat ke-2.
- Kota Semarang 6.351 kasus, peringkat ke-3.
- Kota Makassar 5.938 kasus, peringkat ke-4.
- Kota Medan 3.172 kasus, peringkat ke-10.
- Kota Banjarmasin 2.374 kasus, peringkat ke-11.
- Kota Palembang 2.188 kasus, peringkat ke-13.
- Kota Jayapura 1.814 kasus, peringkat ke-14.
- Kota Depok 1.496 kasus, peringkat ke-15.
- Kota Denpasar 1.462 kasus, peringkat ke-16.
Kota Jakarta Pusat Tertinggi Kasus Positif COVID-19
Namun, jika perkembangan angka kasus positif COVID-19 dianalisis berdasarkan insiden kumulatif per 100 ribu penduduk, Jakarta Pusat menempati peringkat pertama nasional, disusul oleh Kota Jayapura di peringkat ke-2, Kota Makassar peringkat ke-3, Kota Semarang peringkat ke-4, Kota Surabaya peringkat ke-5, Kota Banjarmasin peringkat ke-6, Kota Denpasar peringkat ke-13, Kota Palembang peringkat ke-40, Kota Medan peringkat ke-43, dan Kota Depok pada peringkat ke-68.
Jika berdasarkan kecepatan laju insidensi kasus per 100 ribu penduduk di 10 kota besar yang telah dianalisis, kata Dewi, Jakarta Pusat menempati posisi pertama. Disusul Kota Semarang, Kota Surabaya, Kota Makassar, Kota Medan, Kota Jayapura, Kota Banjarmasin, Kota Depok, Kota Denpasar, dan di posisi bontot adalah Kota Palembang.
Advertisement
Imbauan untuk Masyarakat
Dewi pun mengimbau kepada masyarakat Indonesia, terutama yang di perkotaan, untuk memahami tiga poin berikut.
1. Pahami bahwa kota merupakan poros segala aktivitas.
“Masyarakat harus tetap menjaga kota mereka agar tetap dapat produktif dan aman dari COVID-19 dengan disiplin mematuhi dan menerapkan protokol kesehatan,” ujar Dewi.
2. Waspada penularan di kota besar. Masyarakat harus berhati-hati dan pemerintah daerah harus adaptif dan memiliki kapasitas yang baik untuk merespons.
3. Tetap patuhi protokol kesehatan dengan tetap waspada dan disiplin menggunakan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan dengan sabun karena hal ini jadi kunci kekuatan kita dalam melawan COVID-19.