Liputan6.com, Jakarta - Secara umum, gejala paling ringan dari COVID-19Â mirip dengan flu biasa. Namun, belum lama, para peneliti menemukan bahwa gejala penyakit yang disebabkan virus SARS-CoV-2 ini memiliki urutannya sendiri.
Para peneliti di University of Southern California (USC), Amerika Serikat, mengungkapkan dalam laporan mereka bahwa kemungkinan urutan gejala COVID-19Â adalah: demam, batuk dan nyeri otot, dilanjutkan dengan mual dan/atau muntah, lalu diare.
Pimpinan studi Joseph Larsen mengatakan bahwa mengetahui urutan gejala ini dapat membantu pasien mencari perawatan sesegera mungkin atau memutuskan diri untuk mengisolasi diri.
Advertisement
Baca juga :Â Kasus Pertama COVID-19 Muncul di Gaza, Langsung Lockdown 2 Hari
Selain itu, ini juga dapat membantu para dokter menyisihkan kemungkinan penyakit lain serta merencanakan cara merawat pasien.
"Urutan ini sangat penting untuk diketahui ketika kita memiliki siklus penyakit yang tumpang tindih seperti flu yang bertepatan dengan infeksi COVID-19," kata penasehat fakultas Peter Kuhn, dikutip dari USC News pada Selasa (25/8/2020).
Baca Juga
Larsen, yang juga profesor di USC Dornsife mengatakan bahwa dengan adanya pendekatan yang lebih baik untuk pasien COVID-19 saat ini, identifikasi pasien lebih awal dapat mengurangi waktu rawat inap.
"Urutan gejalanya penting," kata Larsen dikutip dari Science Alert.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Membantu Identifikasi Lebih Cepat
"Mengetahui bahwa setiap penyakit berkembang secara berbeda mengartikan bahwa dokter dapat mengidentifikasi lebih cepat apakah seseorang kemungkinan besar mengidap COVID-19 atau penyakit lain, yang dapat membantu mereka membuat keputusan pengobatan yang lebih baik."
Penelitian ini dilakukan berbasis data World Health Organization (WHO) dari 55 ribu kasus yang dikonfirmasi di China.
Penulis lalu membandingkan urutan gejala COVID-19 dengan ribuan kasus influenza yang dikumpulkan oleh University of Michigan dari hampir 150 kasus SARS parah di Toronto dan beberapa kasus MERS di Korea Selatan.
Mereka mencatat, demam dan batuk sering dikaitkan dengan berbagai penyakit pernapasan termasuk SARS dan MERS. Namun, waktu dan gejala di saluran pencernaan bagian atas dan bawah yang membedakannya dengan COVID-19.
"Saluran gastrointestinal bagian atas (yaitu mual/muntah) tampaknya terpengaruh sebelum saluran gastrointestinal bagian bawah (yaitu diare) pada COVID-19, yang berlawanan dengan MERS dan SARS," tulis mereka dalam jurnal Frontiers in Public Health.
Mengingat ditemukan banyak kasus yang dimulai demam, para penulis mengatakan bahwa mengukur suhu seseorang bisa menjadi salah satu mekanisme skrining yang valid.
"Kami tidak mengusulkan gejala awal sebagai tes diagnostik, tetapi sebagai pertanda yang memungkinkan untuk diuji," kata mereka.
Advertisement