Liputan6.com, Jakarta Penggunaan masker untuk mencegah penyebaran suatu wabah sudah digunakan sejak berabad-abad lalu meski dengan bentuk yang berbeda dengan saat ini.
Selain itu, menurut sejarawan Bonnie Triyana respon masyarakat di beberapa negara terhadap penggunaan masker untuk mencegah penyakit pun beragam.
Baca Juga
Di masa pandemi Flu Spanyol misalnya. Bonnie mengungkapkan, bahwa masyarakat Amerika Utara menerima kebiasaan memakai masker sebagai kewajiban dan cara untuk menjaga solidaritas kemanusiaan.
Advertisement
"Kalau di Kanada, tidak jauh, responnya berbeda lagi," kata Bonnie dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Minggu (30/8/2020).
"Walaupun diwajibkan tapi mereka bandel. Di salah satu tulisan disebutkan bahwa kalau ada polisi baru mereka pakai," kata Bonnie.
Dalam penjelasannya, Bonnie menyebut bahwa bagi beberapa masyarakat di Kanada pada waktu itu, memakai masker membuat mereka tidak nyaman dan dianggap konyol.
Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini
Penggunaan Masker di Jepang
Sementara penggunaan masker di Jepang menurut Bonnie, tidak hanya dilakukan masyarakatnya saat terjadi wabah saja.
"Di Jepang itu menggunakan masker sebagai cara untuk menunjukkan bahwa kamu punya solidaritas dan punya kesadaran kamu tidak boleh menularkan penyakitmu ke orang lain," ujarnya.
"Sampai tahun 70-an, setelah perang, itu ada kebiasaan menggunakan masker supaya tidak menularkan (penyakit). Penggunaannya mulai menurun ketika sudah mulai ditemukan vaksin."
Bonnie mengungkapkan bahwa belum ada catatan sejarah mengenai penggunaan masker di masyarakat Indonesia ketika pandemi flu Spanyol. "Kalau di kalangan medis sudah ada, artinya dokter bedah sudah menggunakan masker, tetapi di kalangan umum belum (ada laporan)."
Advertisement