Sukses

Ajarkan Anak Pakai Masker, Orang Dewasa Harus Beri Contoh Terlebih Dulu

Dokter anak mengatakan, mengajarkan penggunaan masker pada anak harus dimulai dari contoh yang diberikan orang dewasa terlebih dahulu

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan masker ketika berkegiatan di luar rumah dianjurkan untuk semua orang demi mencegah penyebaran COVID-19. Termasuk anak-anak.

Untuk anak-anak, dokter Yogi Prawira dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan bahwa untuk mengajarkan anak menggunakan masker, orang dewasa atau orangtua harus terlebih dahulu memberikannya contoh.

"Anak itu adalah perekam ulung,kata Yogi dalam sebuah siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta beberapa waktu lalu, ditulis Senin (31/8/2020). "Kita bisa ngomong apa saja kepada anak, tetapi kalau kita tidak contohkan, mereka hanya mengikuti apa yang kita contohkan."

Yogi memberikan contoh pada anaknya yang baru berusia 3 tahun dan melihatnya menggunakan masker apabila keluar rumah.

"Karena saya terbiasa menggunakan masker begitu keluar rumah, maka setiap kali saya keluar dari pintu rumah saya belum pakai masker dia akan mengingatkan."

Simak juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Ajarkan Secara Bertahap

Yogi menganjurkan, memperkenalkan penggunaan masker pada anak dilakukan secara bertahap dan sejak dini. Tidak serta merta membuat mereka memakainya dengan waktu yang lama.

"Pertama ajarkan cara pakai yang benar, masker harus menutup hidung dengan mulut," katanya.

"Kemudian tingkatkan durasinya. Tidak mungkin kita berharap anak berusia 2 hingga 3 tahun, menggunakan masker 4 jam terus menerus. Jadi kita bisa latih berapa lama bisa dipakai."

Pada kesempatan tersebut, Yogi mengatakan bahwa IDAI juga masih menyarankan anak untuk tetap di rumah saja mengingat penularan COVID-19 yang masih tinggi di Indonesia serta belum tertibnya orang dewasa dalam menggunakan masker.

"Saat ini kita lihat kalau jalan keluar, berapa banyak orang dewasa yang comply menggunakan masker dengan cara yang benar," ujarnya.

"Maka pertama kita rekomendasikan anak tidak keluar rumah selama situasi COVID=19 di Indonesia belum memenuhi kriteria epidemiologi WHO."

"Termasuk kegiatan tatap muka di sekolah, sampai di daerah tersebut sudah dianggap transmisi lokalnya sudah diatasi, kecuali ada kebutuhan yang mendesak seperti ke rumah sakit atau vaksinasi dan sebagainya."