Liputan6.com, Jakarta Selain menjalani pengobatan rutin dan hidup sehat, ketahanan hidup seorang pasien kanker paru juga dipengaruhi bagaimana dirinya bersemangat dalam menjalani kehidupannya.
"Tidak ada treatment yang berhasil kalau tidak ada semangat," kata dokter Sita Laksmi Andarini dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam sebuah seminar daring beberapa waktu lalu, ditulis Senin (31/8/2020).
Baca Juga
Menkes Budi Minta RS Dharmais Kembangkan Layanan Paliatif untuk Dongkrak Semangat Pasien Lawan Kanker
Update 22 Pemain Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Bintang Muda Armando Obet hingga Kakang Rudianto Siap Tampil Maksimal
Profil Lizardo Gumay eks Dandim Makassar yang Diduga Selingkuh, Dulu Kariernya Cemerlang
Selain semangat, Sita juga meminta pasien kanker paru untuk tetap meminta pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa dan tetap melakukan terapi sesuai jalurnya.
Advertisement
"Yang kedua doa, yang ketiga terapi sesuai jalur. Tiga kombinasi itu yang paling penting untuk pasien semua," ujarnya.
"Yang paling penting dua diantaranya yaitu semangat dan kedua adalah selalu minta bantuan ke Atas (Tuhan) untuk dipermudah. Kalau kita terus semangat yang pasti mood-nya akan naik, imunitas juga akan naik," kata Sita yang merupakan Wakil Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PDPI tersebut.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Pikiran Positif dan Sibukkan Diri
Sementara menurut Ida Kusuma, seorang pasien kanker paru, mengatakan bahwa pola pikir yang buruk dari seorang pasienlah yang membuat kondisi tubuh mereka menurun.
"Pola pikir yang menghantui kita, itu yang membunuh kita," kata Ida dalam seminar yang sama.
Ia mencontohkan, usai menjalani imunoterapi seringkali ada rasa sakit di tubuh yang dialami. Seringkali, ini membuat kemunculan pemikiran bahwa penyakit tersebut sudah menyebar atau metastasis.
"Tapi kalau kita sudah punya pikiran positif bahwa itu tidak masalah, jalani saja, itu juga nanti akan hilang. Itu tidak apa-apa. Tubuhku ini pasti merespon obat-obat yang dokter berikan," ujarnya.
"Karena obat-obat yang masuk itu tentu vitamin yang masuk untuk tubuhku. Jadi saya berdoa dalam hati tidak pernah saya katakan itu obat kanker, tapi saya bilang itu vitamin yang masuk ke dalam tubuhku untuk mengobati semua tubuh-tubuhku yang sakit ini."
Ida menceritakan, apabila pikiran-pikiran buruk mulai menghantui, ia mengalihkannya dengan mencari kesibukan yang lain seperti memasak atau membuat kue.
"Saya juga rutin untuk olahraga sesuai kekuatan," pungkasnya.
Advertisement