Liputan6.com, Jakarta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengatakan bahwa nantinya pemberian vaksin COVID-19 tidak dimasukkan ke dalam program imunisasi rutin melainkan sebuah respon untuk memutus suatu wabah.
Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto dalam siaran dialog dari Graha BNPB, Jakarta pada Senin kemarin.
Baca Juga
"Vaksin COVID-19 ini jangan disikapi sebagai vaksin program. Ini outbreak response immunization, tentunya tujuannya adalah untuk secepatnya memutus rantai penularan, ini beda dengan program," kata Yuri, ditulis Selasa (1/9/2020).
Advertisement
"Di dalam kaitan dengan penentuan target dan sebagainya, tentunya akan sangat dipengaruhi oleh gambaran epidemiologi dari COVID itu sendiri. Ini yang menjadi penting untuk kita pahami," tambah Yuri.
Adapun, dalam imunisasi terdapat program rutin yang disediakan secara gratis untuk semua anak-anak dan ada yang bersifat kampanye sebagai sebuah respon untuk menangani suatu wabah dengan cepat.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Imunisasi Cegah Wabah yang Lain
Untuk program imunisasi rutin sendiri, Yuri mengatakan bahwa kegiatan pelayanan tersebut bisa dilakukan seperti biasa apabila suatu wilayah memiliki risiko rendah atau tanpa risiko penularan COVID-19.
"Untuk daerah-daerah dengan risiko penularan COVID-19 nya sedang atau tinggi, pengawasan terhadap pelaksanaan imunisasi harus memberikan rasa aman untuk ibu, orangtuanya, dan untuk balita," kata mantan juru bicara penanganan COVID-19 itu.
Yuri mengatakan, yang terpenting saat ini adalah bagaimana pelaksanaan imunisasi dilakukan dengan tetap menjaga protokol kesehatan agar tidak menjadi tempat penyebaran COVID-19.
Sementara itu, sembari menunggu adanya vaksin COVID-19, UNICEF meminta agar pelaksanaan program imunisasi rutin tetap berlangsung demi mencegah terjadinya wabah penyakit lain.
"Kekhawatiran kita bersama bila cakupan imunisasinya rendah untuk waktu yang cukup lama, ada kemungkinan penyakit-penyakit yang bisa dicegah muncul kembali ke permukaan," kata Kenny Peetosutan, Spesialis Imunisasi UNICEF Indonesia.
"Karena jenis penyakitnya penyakit menular, bisa menular dengan cepat, akan sangat mengkhawatirkan bila nantinya terjadi wabah. Menangani wabah di masa pandemi ini akan sangat sulit. Akan menjadi beban ganda baik untuk penyedia layanan demikian juga untuk orangtuanya," pungkas Kenny.
Advertisement