Sukses

RSUP Persahabatan Laporkan Peningkatan Pasien COVID-19 di Akhir Juli hingga Agustus

RSUP Persahabatan juga menyebutkan, tempat tidur untuk pasien COVID-19 yang sudah terisi mencapai 60 sampai 70 persen

Liputan6.com, Jakarta Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan (RSUP Persahabatan) mengungkapkan bahwa mereka mendapatkan lonjakan pasien COVID-19 di akhir bulan Juli hingga Agustus yang lalu.

"Ada peningkatan memang di bulan Agustus," kata Direktur Perencanaan Organisasi dan Umum RSUP Persahabatan Yudhaputra Tristanto. "Memang di bulan-bulan ini terutama Juli akhir, minggu-minggu terakhir, dan bulan Agustus sangat meningkat tajam."

Dalam pemaparannya, Yudha mengungkapkan bahwa untuk pasien rawat inap COVID-19 pada 29 Agustus mencapai 488 orang. Sementara di bulan Juli, angkanya sebanyak 426.

Untuk pelayanan poliklinik suspek COVID-19, RSUP Persahabatan juga mencatat lonjakan pelayanan pada Agustus yaitu mencapai 1.611 dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 526.

"Bulan Maret, April sempat turun, Mei dan Juni. Juli itu terutama di minggu kedua dan minggu ketiga, bulan Agustus, meningkat tajam," kata Yudha dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual pada Selasa (1/9/2020).

Saksikan juga Video Menarik Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Tempat Tidur Terisi Sekitar 70 Persen

Untuk ketersediaan tempat tidur untuk pasien COVID-19, RSUP Persahabatan menyatakan bahwa mereka telah menyediakan 189 tempat tidur.

Yudha mengungkapkan hingga 30 Agustus, mereka telah merawat 144 pasien yang terdiri dari 72 pasien positif COVID-19, 9 pasien probable, 51 pasien suspek, dan 12 pasien bukan COVID-19.

"Seperti saat ini keterisian tempat tidur di rumah sakit kita masih berkisar antara 60 sampai 70 persen. Jadi masih dalam batas yang aman," kata Pelaksana Tugas Direktur Utama RSUP Persahabatan Mursyid Bustami di kesempatan yang sama.

Mursyid menyatakan, RSUP Persahabatan memprioritaskan menerima rujukan pasien terkait COVID-19 dengan kondisi sedang, berat, hingga kritis.

Terkait peningkatan pasien, Mursyid ke depannya akan menyesuaikan kemampuan RS. "Kita tidak bisa memaksakan seluas-luasnya karena kebutuhan dari tenaga tidak sama dengan menangani pasien biasa."

"Kalau pun terjadi lonjakan jumlah pasien, tentu ditangani secara tersebar karena rujukan bukan cuma rumah sakit Persahabatan. Di Jakarta ada 63 rumah sakit sebagai rujukan COVID, artinya kita berharap penanganannya juga berbagi," kata Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan H. M. Alsen Arlan menambahkan.