Sukses

BPOM Bahas Ketersediaan Vaksin di Negara OKI

Di dalam FGD bersama Negara-Negara OKI, BPOM membahas kerjasama dalam hal pengembangan dan ketersediaan vaksin

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) menyelenggarakan focus group discussion (FGD) Kolaborasi Obat dan Vaksin dalam Perspektif Kerja Sama Negara-Negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI)

Dalam sambutan pembukaan, Kepala BPOM Penny Lukito menyatakan FGD tersebut bertujuan untuk mensosialisasikan kerja sama antar anggota OKI terutama di bidang pengembangan obat dan vaksin.

“Tujuannya untuk mendosialisaskan kembali kerja sama dengan anggota OKI. Juga untuk menggalang masukan bagi pertemuan virtual yang akan dilaksanakan sekitar Oktober-November,” kata Penny di Kanal Youtube BPOM pada Kamis, 3 September 2020.

Penny menyebut sebelum FGD hari ini telah ada pertemuan membahas penekanan dan memperkuat kerja sama penyediaan vaksin yang terjangkau dan aman.

Sementara rencana pertemuan selanjutnya akan dinamakan Deklarasi Jakarta.

“Deklarasi Jakarta berisi penegasan komitmen kepada badan pengawas obat terkait ketersedian obat vaksin dan kemandirian pembuatan obat dan vaksin di negara-negaa OKI,” katanya.

 

Simak Video Berikut Ini

2 dari 2 halaman

Butuh Kerjasama dengan Pihak Swasta

Menurut Penny, dalam pengembangan obat dan vaksin dibutuhkan tidak hanya pemerintah melainkan pihak swasta.

“Mencerminkan kebutuhan kerja sama pemerintah dan swasta, tidak hanya mendukung ketersediaan vaksin di Indonesia tapi untuk menggalang kesehatan secara global,” kata Penny.

Pada kesempatan itu, Penny juga menyampaikan kerja sama Indonesia dengan Uni Emirat Arab terkait penyediaan Vaksin COVID-19. Selanjutnya, Penny menyebut ada negara lain yang juga berminat bekerja sama dengan Indonesia.

“Turki menyatakan minatnya kerja sama pengembangan Vaksin COVID-19. BPOM siap mengawal dan memastikan proses vaksin itu sesuai standar internasioal,” katanya.