Liputan6.com, Jakarta Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Boediwarsono (75) meninggal dunia dalam perawatan COVID-19 hari ini, 6 September 2020. Sehari-hari, ia tidak bertugas menangani pasien COVID-19.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Surabaya Brahmana Askandar membenarkan, Boediwarsono meninggal saat perawatan COVID-19. Ada kemungkinan risiko almarhum Boediwarsono terpapar COVID-19 yang bisa dilihat dari beberapa faktor.
Advertisement
"Almarhum memang tidak menangani pasien COVID-19, tapi kan namanya dokter tetap saja risiko terpapar COVID-19 itu tinggi," ujar Brahmana saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Minggu (6/9/2020).
"Almarhum juga punya kegiatan di luar, ya aktivitas yang berhubungan dengan masyarakat, sehingga risiko kemungkinan terpapar COVID-19 bisa terjadi."
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Usia dan Penyakit Komorbid
Dari segi usia, almarhum Boediwarsono yang berusia 75 tahun termasuk kategori rentan terpapar COVID-19. Ia juga diketahui mempunyai riwayat penyakit penyerta (komorbid), yang meningkatkan risiko terpapar COVID-19.
"Kalau kita lihat, dari usianya sendiri itu termasuk rentan berisiko terpapar COVID-19. Kemudian ada penyakit komorbidnya--tidak disebut penyakitnya," lanjut Brahmana.
Boediwarsono menjalani perawatan di ruang ICU selama 12 hari, sejak 25 Agustus 2020. Kondisi kesehatan yang memburuk membuat ia dirawat di ruang ICU dengan ventilator. Guru besar Unair spesialis penyakit dalam ini dirawat di RS Darmo Surabaya.
Boediwarsono berpraktik di sejumlah rumah sakit di Surabaya, Jawa Timur, di antaranya, RS Darmo Surabaya dan RS Husada Utama. Ia juga membuka praktik pribadi.
Humas RS Husada Utama Redita mengungkapkan, selama bertugas di RS Husada Utama, almarhum Boediwarsono merupakan dokter tamu, sehingga tidak menangani pasien positif COVID-19.
"Beliau dokter di RS Darmo Surabaya juga. Di RS Husada Utama tidak menangani pasien COVID-19, karena dokter tamu" ucapnya.
Advertisement