Liputan6.com, Jakarta - Banyaknya perawat yang meninggal terkait COVID-19 meninggalkan duka bagi kita semua. Terlebih peran serta perawat amat dibutuhkan saat negara ini menghadapi pandemi COVID-19.
Negara pun akan rugi bila tenaga kesehatan seperti perawat jatuh sakit bahkan meninggal karena tertular COVID-19.
Baca Juga
Lika-liku Pencalonan Airin Rachmi di Pilkada Banten 2024, Dihujat di TikTok hingga Suami Diperiksa Kejati tapi Elektabilitasnya Tetap Tinggi
Daftar Artis Maju di Pilkada 2024, Ada Penyanyi Legend sampai Komedian
Ernest Prakasa Sentil Erick Thohir Gegara PSSI Pakai Teknologi AI buat Desain Poster, Singgung Pencurian
"Negara ini akan rugi bila sejumlah tenaga kesehatan berkompeten tidak dapat melayani. Satu orang perawat sebenarnya bisa melayani puluihan orang," kata Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah.
Advertisement
"Apalagi jika jumlah yang tidak dapat melayani jumlahnya besar," kata Harif lagi dalam Doa Perawat untuk Negeri yang disiarkan YouTube, BNPB pada Selasa (15/9/2020).
PPNI mencatat per 25 Juli 2020 sudah ada 51 perawat yang gugur selama pandemi COVID-19. Lalu, pada 11 September jumlah tersebut menjadi 78.
"Ini luka mendalam bagi kami, kami merasa kehilangan atas meninggalnya perawat yang berkompeten," tutur Hanif lagi.
Â
Bentuk Dukungan
Dalam penanganan COVID-19 ini perawat merupakan salah satu petugas medis garda terdepan bersama dokter, bidan, petugas laboratorium, radiografer dan petugas non medis lainnya. Mereka bahu membahu menolong pasien COVID-19 meski juga kelelahan.
Kegiatan Doa untuk Perawat yang digelar secara daring ini diharapkan mampu menguatkan keluarga yang ditinggalkan. Serta memberikan dukungan semangat bagi tenaga kesehatan yang masih melayani pasien COVID-19.
"Semoga mereka masih tetap semangat melayani dan terhindar dari paparan COVID-19 yang bisa menyebabkan mereka tidak bisa lagi melayani lagi masyarakat," harap Harif.
Advertisement