Liputan6.com, Jakarta Happy hipoksia menjadi kondisi yang beberapa waktu lalu banyak diperbincangkan karena disebut bisa terjadi pada orang yang terkena COVID-19.
Namun ternyata, walaupun mirip, kondisi hipoksia rupanya tidaklah sama dengan hipoksemia. Apa bedanya?
Baca Juga
Dokter spesialis paru Agus Dwi Susanto mengatakan kepada Health Liputan6.com beberapa waktu lalu bahwa hipoksemia bisa diartikan sebagai kondisi kadar oksigen dalam darah yang rendah di bawah normal.
Advertisement
"Itu saturasinya di bawah 94 atau kalau secara kadar CO2 nya kurang dari 80, itu hipoksemia," kata Agus yang juga Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) ini menjelaskan, ditulis Kamis (17/9/2020).
"Sedangkan hipoksia adalah kondisi kekurangan oksigen di jaringan tubuh kita, organ-organ tubuh kita,"Â ujarnya saat dihubungi lewat sambungan telepon.
Sehingga, apabila hipoksemia yang merupakan kondisi rendahnya kadar oksigen dalam darah, berlanjut hingga ke jaringan tubuh dan membuatnya kekurangan oksigen yang digunakan untuk metabolisme, hal itu akan berlanjut menjadi hipoksia.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Tubuh Butuh Oksigen
"Jaringan itu mulai dari organ-organ kita, dari jari, tangan, semua bergerak butuh oksigen. Kalau dia kekurangan oksigen namanya hipoksia. Termasuk ginjal, otak, jantung, paru sendiri untuk berfungsi juga butuh oksigen."
Agus menjelaskan, hipoksemia bisa berlanjut menjadi hipoksia karena oksigen dalam darah didistribusikan oleh jantung ke seluruh tubuh. Nantinya, oksigen ini akan digunakan untuk metabolisme dan menghasilkan energi.
"Oksigen itulah yang kita dapat dari kita bernapas, kemudian masuk ke dalam darah. Dia bertukar di dalam jaringan paru, masuk ke dalam darah dibawa oleh hemoglobin, nantinya itu akan masuk ke dalam jantung, dipompa oleh jantung, masuk ke seluruh tubuh."
"Hipoksemia itu kondisi kadar oksigen dalam darah yang rendah. Kalau hipoksia, akibat hipoksemia itu maka jaringan akan mengalami kekurangan oksigen yang namanya hipoksia."
Agus mengatakan, kondisi hipoksemia tak hanya terjadi pada pasien COVID-19 namun juga pada penyakit-penyakit yang menyangkut proses pernapasan lainnya seperti penyakit di saluran napas atau pada paru ketika terjadi gangguan pertukaran oksigen.
"Termasuk gangguan di dalam jantung, ketika memompa, itu juga akan bisa menyebabkan terjadinya gangguan hipoksemia. Termasuk hemoglobinnya rendah, anemia, itu juga bisa menyebabkan hipoksemia."
Advertisement