Liputan6.com, Jakarta Tanner Wall sedang berenang di danau saat bocah laki-laki 13 tahun di Amerika Serikat itu terinfeksi ameba "pemakan otak" langka yang membuatnya meninggal dunia.
Awalnya, Tanner bersama keluarga mereka menginap di sebuah perkemahan di Florida Utara yang memiliki taman air dan danau tempatnya berenang pada 23 sampai 26 Juli lalu. Beberapa hari kemudian, ia mengalami mual, muntah, sakit kepala, dan leher kaku.
Baca Juga
Dikutip dari Live Science pada Jumat (18/9/2020), Tanner didiagnosis radang tenggorokan. Namun, orangtuanya menduga putranya mengalami kondisi yang lebih serius sehingga membawanya ke UF Health di Gainesville, Florida.
Advertisement
Tanner mendapatkan pertolongan dengan ventilator hingga dokter pun mengumumkan bahwa nyawanya tak bisa diselamatkan.
"Mereka mengatakan, 'Kami minta maaf untuk memberi tahu Anda tentang hal ini, tetapi anak Anda, memiliki ameba parasit dan tidak ada obatnya,'" kata sang ayah, Travis kepada kantor berita setempat, News4Jax.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Infeksi Naegleria fowleria
Dikutip dari Today, sang ibu, Alicia Whitehill mengatakan bahwa karena Tanner sudah mengalami mati otak, maka keputusan pun diambil untuk melepas ventilatornya.
Dokter menyatakan bahwa Tanner meninggal karena infeksi Naegleria fowleria pada 2 Agustus lalu.
Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC) di AS Naegleria fowleri adalah organisme bersel tunggal yang secara alami ditemukan di air tawar yang hangat seperti danau dan sungai.
Di AS, infeksi banyak terjadi di negara bagian selatan terutama selama musim panas saat suhu air meningkat.
Menelan air yang terkontaminasi ameba tersebut tidak akan menyebabkan infeksi. Namun, jika air yang tercemar naik ke hidung, organisme tersebut bisa masuk ke otak dan merusak jaringannya.
CDC mengatakan, infeksi secara umum akan berakibat fatal dengan tingkat keberhasilan hidup kurang dari 3 persen.
Advertisement
Air yang Terlihat Bersih
Alicia mengatakan bahwa sesungguhnya, mereka telah membaca ulasan di internet tentang tempat mereka berkemah dan sudah tahu akan adanya ameba pemakan otak. Namun, ia tak tahu bagaimana mereka menginfeksi.
"Airnya terlihat sangat bersih dan tampak seperti disaring dan diberi warna," kata Alicia.
Usai meninggalnya Tanner, Alicia meminta agar danau di perkemahan tempat mereka menginap tersebut ditutup. Ia pun ikut menandatangani petisi yang meminta pemasangan tanda peringatan di area renang umum.
"Para dokter mengatakan pada kami jika ia tidak salah didiagnosis dan tidak dirawat dengan obat yang salah, dia mungkin memiliki kesempatan lebih baik untuk identifikasi virus lebih awal dan pengobatan yang lebih cepat dengan obat yang benar dengan harapan kecil untuk bertahan hidup," ujarnya.
Ia juga memberikan peringatan agar orangtua lain berhati-hati apabila anak-anak ingin bermain di perairan. "Jangan disangka karena airnya terlihat bersih sehingga itu aman."