Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), ada kematian 117 dokter terkait COVID-19. Angka tersebut diperbarui sampai 17 September 2020 pukul 14.00 WIB.
Jawa Timur dan Sumatera Utara menempati kasus terbanyak dalam jumlah kematian dokter. Jumlah dokter meninggal ini bertambah 2, yang mana sebelumnya 115 dokter wafat per 13 September 2020.
Advertisement
"Dalam kurun waktu tiga hari sejak data terakhir dirilis, dua dokter umum meninggal dunia. Ini menambah total menjadi 117 dokter Indonesia yang meninggal terkait terpapar COVID-19," terang Ketua Tim Mitigasi PB IDI Adib Khumaidi dalam keterangan tertulis yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (18/9/2020).
"Bertambahnya dua dokter tersebut berasal dari Jakarta dan Jawa Timur."
Adib menegaskan, angka kematian dokter yang meningkat dilatarbelakangi masyarakat yang belum sepenuhnya mematuhi protokol kesehatan.
"Angka kematian dokter yang semakin cepat dan tajam ini menunjukkan, masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan yang diserukan oleh para tenaga kesehatan dan pemerintah," tegasnya.
Simak Video Menarik Berikut Ini:
Sebaran 117 Kematian Dokter
Rincian persebaran data 117 kematian dokter dalam laporan Survei Tim Mitigasi PB IDI per 17 September 2020, sebagai berikut:
1. Aceh 2
2. Banten 1
3. Riau 1
4. Nusa Tenggara Barat 1
5. Papua Barat 1
6. DI Yogyakarta 2
7. Kepulauan Riau 2
8. Kalimantan Timur 3
9. Sumatera Selatan 4
10. Kalimantan Selatan 4
11. Bali 4
12. Sulawesi Selatan 6
13. Jawa Tengah 8
14. Jawa Barat 11
15. DKI Jakarta 16
16. Sumatera Utara 21
17. Jawa Timur 30
Advertisement
Tenaga Kesehatan Terpapar COVID-19
Dari 117 dokter yang meninggal terkait COVID-19, rinciannya terbagi tiga, antara lain:
1. Dokter spesialis: 53 orang, termasuk 4 guru besar
2. Residen: 2 orang
3. Dokter umum: 62 orang, termasuk 3 guru besar
Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI Eka Ginanjar menambahkan, jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia.
Padahal, disiplin menerapkan protokol kesehatan dan perilaku 3M, yaitu selalu mengenakan masker, menjaga Jarak, dan rajin mencuci tangan dengan benar dapat menekan penularan COVID-19.
"Kasus penularan yang terkontrol di masyarakat akan mengakibatkan kolapsnya sistem kesehatan. Ini ditandai dengan tingginya tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 dan sulitnya mencari tempat perawatan,"
"Akibatnya, korban pasien COVID-19 meningkat. Tugas kami, para tenaga kesehatan, tidak akan ada artinya tanpa peran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan," tutup Eka.
INFOGRAFIS: Perbandingan Tingkat Kematian COVID-19 di ASEAN
Advertisement