Liputan6.com, Jakarta Klaster perkantoran khususnya di instansi pemerintahan seperti kementerian menjadi sorotan akhir-akhir ini usai ditemukannya kasus COVID-19.
Apalagi beberapa waktu lalu, dilaporkan adanya beberapa pejabat publik yang meninggal dunia dengan status positif COVID-19.
Terkait hal ini, Wiku Adisasmito, Juru Bicara sekaligus Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan COVID-19 tidak menyangkal bahwa memang ditemukan kasus positif COVID-19 di instansi-instansi pemerintah.
Advertisement
"Akhir-akhir ini kita menemui banyak sekali kasus positif di kalangan perkantoran, khususnya pada instansi pemerintah," kata Wiku dalam konferensi pers dari Istana Kepresiden Jakarta kemarin sore, dikutip Jumat (18/9/2020).
Walau begitu Wiku menyebut bahwa hingga kemarin, klaster penyumbang kasus positif COVID-19 terbanyak masih diduduki oleh rumah sakit, bukan perkantoran. "Namun, jumlah klaster perkantoran makin lama makin meningkat."
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Virus Tak Kenal Jabatan
Wiku mengatakan, sudah lebih dari lima orang kepala daerah dan pejabat publik yang meninggal karena COVID-19. "Kami turut berbelasungkawa terhadap kejadian ini."
Ia pun meminta semua pihak baik yang berada di perkantoran maupun perjalanan menuju atau pulang dari kantor tetap mencegah terjadinya penularan COVID-19 agar tidak terjadi korban lain dari penyakit tersebut.
"Publik juga harus mengetahui dari berbagai pemberitaan di media bahwa makin banyak pejabat yang terkonfirmasi positif dan ini merupakan bentuk transparansi publik dan tidak perlu terjadi stigma negatif kepada para pejabat pulbik."
"Virus ini tidak mengenal jabatan, tidak mengenal jenis kelamin, tidak mengenal umur, dan tidak mengenal waktu, siapa pun bisa terkena."
Â
Advertisement
Kantor Harus Fasilitasi Pekerjanya
Sementara itu, Dr. Sonny Harry B. Harmadi, Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas COVID-19 mengatakan bahwa institusi perkantoran diminta untuk bisa memberikan fasilitas agar seseorang mampu melaksanakan protokol kesehatan.
"Jadi si kantor sendiri harus memfasilitasi sehingga orang itu mudah untuk melaksanakan protokol kesehatan," ujarnya dalam konferensi pers yang berbeda dari Graha BNPB, Jakarta kemarin.
Sonny mengatakan, tingkat kepatuhan masyarakat perkotaan sesungguhnya sudah tinggi. Hanya saja memang masih ada celah-celah penularan COVID-19.
"Bayangkan kalau ada 19 persen tidak patuh, kantornya, 19 persen ini bisa menulari yang lainnya melalui klaster pemukiman walaupun 81 persen lainnya sudah patuh," kata Sonny.
"Jadi 1 persen saja yang tidak patuh, itu bisa berdampak di luar kantornya."
Selain itu untuk individu, Sonny meminta agar tetap untuk tetap konsisten patuh pada protokol kesehatan demi mencegah penularan COVID-19.
"Satu menit saja kita lalai, 23 jam 59 menitnya menjadi sia-sia," ujarnya.
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Advertisement