Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah pegawai Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) terinfeksi COVID-19. Kini, sebagian besar pegawai Kemenkes yang terinfeksi virus SARS-CoV-2 sudah sembuh.
Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Achmad Yurianto, sebagian besar pegawai di instansi Kemenkes terkena COVID-19 tanpa gejala. Saat ini yang masih positif COVID-19 kurang dari 10 orang.
“Sekarang yang masih kita suruh isolasi secara mandiri mungkin enggak sampai 10 orang. Selebihnya sudah sembuh dan sudah bekerja lagi,” kata Yuri.
Advertisement
Yuri menyampaikan penularan yang terjadi pada pegawai Kemenkes bisa terjadi di luar kantor. Seperti pegawai Kemenkes yang ada di Kuningan, Jakarta Selatan, sebagian besar pegawai diperbantukan di luar kantor.
Mereka ada yang ditempatkan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), baik di Bandara Soekarno Hatta mupun di Bandara Halim Perdana Kusuma.
Ada juga pegawai Kemenkes yang diperbantukan di RS Darurat Wisma Atlet menerima ribuan orang setiap hari untuk melakukan kontak tracing. Pegawai Kemenkes yang bekerja di laboratorium, lanjut Yuri, memang tidak pernah ketemu pasien tapi 'bertemu' virusnya langsung juga ada yang terkena.
Petugas laboratorium yang harus memeriksa spesimen lebih dari 1.000 setiap harinya, sehinga risiko terinfeksi COVID-19 pasti ada. Ini bagian dari risiko yang sudah diprediksi seperti disampaikan Yuri.
“Ini adalah risiko yang kita tanggung. Ini bukan tertular di kantor Kemenkes, di kantor Kementerian orangnya tinggal sedikit karena berada di pos-pos terdepan melaksanakan penanganan COVID-19,” Yuri menjelaskan.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Risiko Penularan dari Kendaraan Umum
Yuri, menambahkan, pegawai Kemenkes RI banyak yang bertempat tinggal di Jabodetabek, yang setiap hari berangkat dari rumahnya dengan menggunakan berbagai moda transportasi, sehingga risiko penularan COVID-19 bisa terjadi di mana saja.
“Kontak tracing yang kita lakukan terhadap semua pegawai Kemenkes yang positif COVID-19 itu penularannya tidak terjadi di kantor. Sekarang ini tidak bisa lagi disebutkan klaster kantor, ini sudah klaster Jabodetabek,” kata dia.
Advertisement
Sudah Jalankan SOP
Pria yang juga pernah menjabat sebagai Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan COVID-19 ini menuturkan bahwa para pegawai Kemenkes sudah menerapkan Standar Operasional Prosedur (SOP). Namun, kata Yuri, risiko pekerjaan luar biasa.
“Ini adalah penyakit menular yang faktor pembawa penyakitnya adalah orang. Gambaran akhir-akhir ini sudah semakin terlihat bahwa kasus-kasus yang terkonfirmasi positif dari pemeriksaan swab itu sebagian besar bahkan ada yang memperkirakan 80 persen tanpa gejala. Ini lah yang jadi problem karena mereka tidak sakit,” kata Yuri.
Kemenkes memang menerapkan SOP yang sangat ketat. Salah satunya, pegawai yang ditugaskan adalah mereka yang tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta)
Sementara SOP di kantor Kemenkes diharuskan penyemprotan disinfektan tiga kali dalam seminggu mencakup seluruh ruangan yang ada.
Lalu, semua pegawai setelah melakukan tugas bergantian harus menjalani tes usap (swab). Hal ini berlaku juga pada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto setelah melakukan kunjungan kerja ke daerah begitu kembali ke kantor harus tes swab.
“Dengan swab yang banyak kita bisa temukan semua orang positif COVID-19 karena memang tujuan kami melakukan proteksi pada pegawai supaya mereka bisa terjaga betul kondisi fisiknya dan kinerja ya bisa maksimal,” kata dia.
Infografis Tes Massal Deteksi Corona Covid-19
Advertisement