Sukses

Survei di Indonesia: Frekuensi Aktivitas Seksual Meningkat Selama Pandemi COVID-19

Survei menunjukkan, selain berdampak pada ekonomi, COVID-19 juga meningkatkan aktivitas seksual.

Liputan6.com, Jakarta Aditya Anugrah Putra Head of Strategic Planning and Development DKT Indonesia memaparkan hasil penelitian tentang Pola Konsumsi Kontrasepsi di Masa Pandemi COVID-19. Survei menunjukkan, selain berdampak pada ekonomi, COVID-19 juga meningkatkan aktivitas seksual.

Penelitian ini dilakukan selama Juli hingga Agustus 2020 dengan 200 responden pengguna alat kontrasepsi di DKI Jakarta dan sekitarnya. Penelitian menunjukkan, mayoritas responden (69 persen) menyatakan bahwa pandemi memengaruhi keuangan rumah tangga mereka.

Dampak lain yang muncul akibat situasi saat ini adalah kesulitan untuk membayar tagihan rutin rumah tangga (13 persen), kesulitan membayar cicilan (9 persen), dan mengalami penurunan daya beli (8 persen).

“50 persen responden mengatakan bahwa pengeluaran mereka meningkat untuk membeli produk kesehatan seperti masker, makanan sehat, dan sanitizer. 35 persen juga menyampaikan peningkatan pengeluaran untuk membiayai sekolah daring anak-anak mereka,” kata Aditya dalam webinar DKT Indonesia, Kamis (24/9/2020).

Simak Video Berikut Ini:

2 dari 3 halaman

Tingkatkan Aktivitas Seksual

Selain berdampak pada kehidupan ekonomi responden, COVID-19 juga meningkatkan aktivitas seksual.

“Survei menunjukkan bahwa saat pandemi COVID-19 ada peningkatan frekuensi aktivitas seksual khususnya bagi mereka yang lebih muda. Ini yang harus agak kita antisipasi supaya mereka tidak putus pakai (kontrasepsi).”

Kondisi ini juga diduga akibat kurangnya hiburan selama di rumah saja. Aktivitas sosial “mungkin” menjadi salah satu cara untuk meredam stres untuk masyarakat di masa pandemi, tambahnya.

“Jika dilihat dari pola kontrasepsinya, secara umum kita tidak melihat terlalu banyak penurunan. Mereka yang menggunakan pil KB terlihat sepertinya masih lanjut menggunakan tapi kalau suntikannya agak sedikit berkurang.”

Ia menyimpulkan, pandemi memang memiliki dampak terhadap distribusi dan pola pelayanan kontrasepsi. Namun, pola konsumsi kontrasepsi sebelum dan sesudah pandemi relatif sama.

“Di sini yang perlu kita antisipasi adalah penurunan kepesertaan KB akibat menurunnya daya beli masyarakat serta penerapan pola distribusi dan pelayanan yang dapat mengurangi risiko penularan COVID-19, baik bagi akseptor, maupun bagi penyedia layanan,” pungkasnya. 

3 dari 3 halaman

Infografis COVID-19