Liputan6.com, Jakarta Salah satu layanan kesehatan yang terdampak dari pandemi COVID-19 adalah pelayanan keluarga berencana (KB) atau pemberian kontrasepsi. Dikhawatirkan, akan banyak kehamilan yang tidak diinginkan karena masalah ini.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berharap agar dalam peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia 2020 yang jatuh pada 26 September, pelayanan keluarga berencana bisa sedikit meningkat.
Baca Juga
BKKBN mengatakan, penurunan layanan KB di masa pandemi dikarenakan fasilitas kesehatan yang lebih mengutamakan pasien COVID-19 atau darurat.
Advertisement
Dwi Listyawardani, Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN mengatakan, banyak praktik bidan mandiri yang untungnya masih berjalan di tengah pandemi.
"Kalau praktik mandiri bidan tidak memberikan pelayanan maka akan banyak sekali peserta KB kita yang putus pakai," kata Dani dalam konferensi pers virtual daring pada Jumat (25/9/2020).
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Harapkan Naik di Bulan September
Dalam pemaparannya, Dani mengungkapkan meski terjadi penurunan layanan KB selama pandemi, namun ada peningkatan signifikan di bulan Juni yang naik hingga sekitar 3,8 juta seetelah menurun di bulan April yang hanya mencapai sekitar 2,9 juta dan Mei yang mencapai sekitar 3 juta.
"Karena pada saat itu kami menyelenggarakan Hari Keluarga Nasional yang ditandai dengan pelayanan sejuta akseptor. Jadi seluruh provinsi melakukan pelayanan serentak pada satu hari tanggal 29 Juni 2020," ungkapnya.
Dani menyebut, momen tersebut dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan KB serta bidan yang sudah lama tidak memberikan layanan.
"Setelah bulan Juni, bulan Juli agak turun lagi. Mudah-mudahan di bulan Agustus-September dalam rangka hari kontrasepsi kita juga memberikan pelayanan, mudah-mudahan meningkat lagi."
Advertisement
Kerja Sama di Hari Kontrasepsi Sedunia 2020
Terkait Hari Kontrasepsi Sedunia 2020, BKKBN juga bekerja sama dengan beberapa pihak seperti PT Bayer Indonesia dan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) untuk meluncurkan program edukasi dan akses kontrasepsi bagi 25 ribu petani dan istri petani di Banten dan Jawa Barat tahun 2020 hingga 2021.
Angel Michael Evangelista, Presiden Direktur PT Bayer Indonesia dalam kesempatan yang sama mengatakan, dua provinsi tersebut dipilih karena kebutuhannya yang tinggi, serta akses yang menantang di wilayah pedesaan khususnya yang memilki keterbatasan pendidikan dan status ekonomi yang rendah.
"Kami menargetkan penambahan akseptor baru sebanyak 10 persen dari program ini," kata Michael.
Terkait pandemi COVID-19, platform digital seperti KlikKB dari BKKBN dan aplikasi lainnya akan dipergunakan untuk mendukung edukasi serta akses kontrasepsi yang dilakukan oleh 100 Bidan sebagai Duta Oral Kontrasepsi (Duta OC).
Dalam pesan tertulisnya, Hasto Wardoyo, Kepala BKKBN mengatakan bahwa selama masa pandemi memang terjadi penurunan akses terhadap layanan kesehatan.
"Hal yang harus kita cermati terkait kondisi ini yaitu dampak terdekatnya, terjadinya kehamilan yang tidak direncanakan yang presentasinya hampir mencapai 17,5 persen," kata Hasto.
Infografis Bidan dan Apoteker Indonesia Terpapar Covid-19
Advertisement