Sukses

10 Dari 83 Anak yang Meninggal karena COVID-19 Adalah Pasien Kanker

Pandemi COVID-19 berdampak sangat besar bagi keberlangsungan hidup pasien kanker anak.

Liputan6.com, Jakarta - Pasien kanker anak memiliki kekebalan tubuh yang rendah, terutama kanker darah seperti leukemia dan limfoma. Itu mengapa anak yang tengah berjuang dengan kanker mudah terinfeksi virus.

Oleh sebab itu, keluarga diimbau lebih berhati-hati di situasi kayak sekarang ini. 

Dokter Spesialis Anak Konsultan Hematologi, dr Hikari Ambara Sjakti, mengatakan, saat pandemi COVID-19 melanda Indonesia awal Maret 2020, anak dianggap berisiko lebih rendah tertular COVID-19. Tetapi ternyata, semua usia punya peluang yang sama besarnya.

Hikari, menambahkan, berdasarkan data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sampai 21 September 2020, tiap bulan anak yang terjangkit virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 terus meningkat.

“Saat ini anak yang terinfeksi COVID-19 sudah mencapai 10.198. Sebanyak 83 anak meninggal dan 10 di antaranya merupakan anak dengan kanker,” kata Hikari dalam webinar Penananganan Pasien Kanker Anak di Masa Adaptasi Kebiasaan Baru yang diselanggarakan Yayasan Onkologi Anak Indonesia (YOAI) pada Sabtu, 26 September 2020.

Lebih lanjut, Hikari, mengatakan, karena pengobatan radiasi, kemoterapi, dan steroid, menyebabkan kekebalan tubuh anak menurun drastis. Tak hanya itu, menurunnya napsu makan karena efek pengobatan atau penyakit, membuat pasien kanker anak semakin rentan.

Kemudian, hal yang tidak kalah penting adalah gangguan psikiologis atau psikosomatis terhadap anak pengidap kanker juga menurunkan kekebalan tubuh. Akibat kekebalan tubuh yang rendah ini, pasien kanker jadi lebih mudah terinfeksi virus, tak terkecuali Virus Corona COVID-19. Dan, kalau sampai tertular, gejalanya akan lebih berat dan bisa berakibat fatal.

 

 

Simak Video Berikut Ini

2 dari 4 halaman

Akses Pengobatan Anak dengan Kanker di Tengah Pandemi COVID-19

Selain itu, kata Hikari, dampak pandemi sangat berpengaruh dengan akses pengobatan,“Akses ke rumah sakit dari luar kota jadi terbatas, jadinya terlambat ke RS. Dan, beberapa rumah sakit ruangannya berubah jadi ruangan perawatan COVID-19 karena strategi dan prioritas juga berubah menjadi pandemi COVID-19.”.

Dampak yang dikhawatirkan dari kondisi kayak sekarang, pasien jadi mengalami kegagalan pengobatan dan sewaktu-waktu bisa kambuh akibat tidak mendapatkan kemoterapi jangka panjang. 

"Dan, banyak sekali yang jadi harus mengulang pengobatan," katanya. 

Namun, menurut Hikari masih banyak hal yang bisa dilakukan untuk mendukung dan membantu pasien kanker di masa pandemi COVID-19 ini.

“Jangan tertular dan jangan menularkan, itu kuncinya,” kata dia.

Itu mengapa Hikari mengingatkan agar masyarakat harus waspada satu sama lain. Mulai dari pasien, keluarga pasien, dan tenaga Kesehatan.

“Jaga diri dan keluarga, makan makanan bergizi, rajin olahraga, cuci tangan. Ikuti protokol dan anjuran pemerintah. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Akitvitas dan asupan makan yang cukup dan sehat juga harus diperhatikan,” katanya.

 

3 dari 4 halaman

Saran Hikari untuk Keluarga Pasien Kanker Anak

Untuk saat ini, memang sangat dianjurkan untuk tetap di rumah. Namun, jika terpaksa dan memang harus membawa keluarga dengan penyakit kanker ke rumah sakit, tetap ikuti protokol kesehatan dengan baik dan benar. 

“Yang penting 3M, yaitu, masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Hindari memegang sesuatu yang tidak penting seperti dinding lift, kursi, dan lain-lain. Kalau sudah berobat, langsung pulang dan mandi di rumah. Terus selalu bawa handsanitzer dan langsung cuci tangan kalau memegang barang di luar rumah. Hindari menyentuh mulut dan mata di luar rumah,” Kata Hikari.

Akan tetapi, jika tidak terlalu darurat, Hirarki menganjurkan untuk melakukan konsultasi dokter secara daring (online).

“Jangan lupa asupan gizi seimbang dan rajin olahraga. Ini penting untuk pasien kanker. Hal ini untuk meningkatkan kekebalan tubuh," katanya.

Penulis : Vania Accalia

4 dari 4 halaman

Infografis COVID-19