Liputan6.com, Jakarta Dokter sekaligus pengusaha Tirta Mandira Hudhi mengungkap proses penyembuhan pasien COVID-19 melalui unggahan di akun instagramnya.
Menurut Tirta, ada dua macam pasien COVID-19, yakni pasien tanpa gejala (OTG) dan pasien dengan gejala baik ringan maupun berat. Ia mengatakan, mengonsumsi makanan tinggi protein menjadi kunci dalam penyembuhan pasien COVID-19 tanpa gejala maupun bergejala. Tirta menyebutnya makan enak.
Baca Juga
"Gini, kalau OTG, dia cuma dikasih diet tinggi protein. Jadi banyak makan makanan yang banyak mengandung protein, telur putih, ikan, salmon, makan enak. Pengobatan COVID ki mangan enak. Sumpah," ujarnya dalam unggahan IGTV di akun @dr.tirta yang diberinya judul Live.5.0, Minggu (27/9/2020).
Advertisement
"Saya lihat sendiri, pasien COVID itu dikasih makan semua enak tiga kali satu hari, gitu. Makannya enak," Tirta kembali menekankan.
Selain itu, Tirta menyebut bahwa pasien OTG COVID-19 juga diberi infus RL dengan dosis 20 tpm (tetes per menit). Diketahui RL adalah ringer laktat, jenis cairan infus yang berfungsi sebagai sumber elektrolit untuk mengatasi dehidrasi.
Tirta melanjutkan, pasien juga akan diberi obat sesuai dengan keluhannya. "Terus kalau batuk dikasih obat batuk, nyeri telan dikasih obat anti nyeri telan, kalau misalkan panas dikasih paracetamol, dikasih vitamin B kompleks, sama dikasih vitamin C."
Â
Simak Juga Video Menarik Berikut Ini
Pengobatan Pasien COVID-19 Bergejala
Lantas bagaimana jika pasien bergejala? Tirta menjelaskan, pemakaian obat seperti Avigan, Hidroklorokuin, Ambroksol, Salbutamol, dan lainnya diberikan pada pasien COVID-19 dengan gejala sesak napas.
"Kalau sampai pneumonia dia masuk ICU, pakai ventilator kalau gagal napas. Tapi tetap pengobatannya adalah antibiotik dosis tinggi. Jadi diharap, antibiotik dosis tinggi ini kan buat bakteri, antibiotik ini diharapkan bisa menumbuhkan tentara-tentara kita di dalam tubuh biar menang," tuturnya.
Advertisement
Diet Tinggi Protein
Menurutnya, diet tinggi protein tersebut mendukung meningkatnya antibodi tubuh untuk melawan virus SARS-CoV-2.
"Makanan adalah nutrisi, nutrisi penunjang antibodi. Protein ini zat pembangun antibodi paling kuat. Menjadi limfosit lalu ada Ig, Imunoglobulin M dan G. Itulah pelawan-pelawan COVID di dalam tubuh," jelasnya.
Karenanya Tirta menggaris bawahi pentingnya ketahanan pangan bagi masyarakat selain penerapan disiplin 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak).
"Kalau kita cuma pakai masker tapi kita enggak makan, sama aja tetap sakit. Dasarnya udah salah. Itulah yang saya bilang, 3M memang harus dilakukan, tapi menjamin warga kita bisa makan itu juga penting."
Â
Infografis
Advertisement